Kibar Bendera Indonesia Salam Kebangsaan Untuk Seluruh Pemuda-Pemudi Republik Indonesia dimanapun berada, baik yang sedang berada diantara Sabang Sampai Merauke atau yang sedang berada diManca Negara. Salam Persaudaraan, Jangan kita biarkan negara manapun untuk mengusik aset kebudayaan kita, karena bagaimanapun itu adalah milik negara kita yang harus kita pertahankan. Cinta Tanah Air Sebagian Dari Iman.... Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa Kita


Malingsia Tidak Beretika
Sampaikan ke semua tenaga kerja Indonesia terutama yang bekerja di MALINGSIA agar :
1. Tidak memberikan resep makanan Asli Indonesia ke Orang orang MALINGSIA.
2.Jangan menyumbangkan tarian atau apapun yang berbau budaya asli Indonesia pada orang MALINGSIA.
3. Jangan bermain musik Tradisional Indonesia Pada Orang MALINGSIA.
Kita semua telah tau bahwa Negara satu itu adalah NEGARA TAK BERETIKA, NEGARA PLAGIAT MURNI Negara tanpa kreativitas, tak mau dan tak mampu menciptakan karya, Jadi mulai saat ini sebaiknya kita berhati hati menyajikan sesuatu yang asli budaya Indonesia pada negara MALINGSIA dan mari sejak sekarang sebut negara itu dengan sebutan MALINGSIA bukan MALAYSIA, Berapa banyak budaya Indonesia direbut? Masih tegakah budaya kita di Maling?

Kami Bukan Ciplak Kok, Cuma Mencontek Aja !

Kami Bukan Ciplak Kok, Cuma Mencontek Aja !

Bukan Salah Aku di rogol!

Artikel Ini dibuat oleh salah seorang warganegara Malaysia sendiri .
Assalamualaikum WBT.
Haha. Apalah tajuk aku ni. Memanglah bukan salah aku dirogol, yang salahnya bila berzina, meliwat, tengok cerita 'blue' dan lain-lain.
Ok jom baca apa yang aku nak tulis.

Pernah baca tak dalam surat-surat khabar, tengok dalam berita kat TV, dengar dalam berita kat radio, kes budak bawah umur kena perkosa.
Ada beberapa situasi yang menarik perhatain (bagi aku lah)


1- Undang-undang kat Malaysia, kalau lelaki berzina dengan budak perempuan bawah umur, maka tuduhan rogol akan dikenakan.

Komen aku: Sebab tu ramai budak lelaki merengkok dalam Henry Gurney dan lain-lain atas tuduhan rogol yang dibuat suka sama suka. Huih! Sedaplah ye budak-budak perempuan zaman sekarang, dah sedap-sedap 'main' dengan budak lelaki tu, maka kalau lepas tu rasa menyesal, bolehlah lapor kat polis, biar budak laki kena tangkap. Tak pun kalau rasa dah tak suka budak laki tu, bolehlah lapor kat poliskan!! Huhu, mana pergi pejuang hak asasi manusia? Ni budak lelaki di aniaya ni, kalau nak tangkap, tangkap lah lelaki dengan perempuan sekali sebab berzina. Apalak tuduhan rogol! Mana pergi aktivis-aktivis feminis yang konon perjuangkan keadilan, apsal kamu semua senyap. Maka, kesimpulan undang-undang ni tak adil, apa kejadahnya suka sama suka, pastu tuduhan rogol. Patutnya tuduhan zina.

2- Kes budak perempuan di rogol oleh lelaki yang sama, di tempat-tempat yang berbeza, pada waktu-waktu yang berbeza, dan di mana antara waktu-waktu tersebut sempat pula budak perempuan tu balik rumah.

Komen aku: Macam mana boleh jadi kat tempat-tempat berbeza kecuali kalau bukan perempuan tu yang pergi kat tempat tu. Kalau kena kurung dek lelaki tu, mesti budak tu tak dapat balik rumah. Jadi, patutke masuk kes rogol. Dahlah antara satu waktu dengan waktu yang lain jauh tempohnya. Ini menunjukkan perempuan tu yang dengan rela ikut lelaki tu pergi tempat tu. Kalau dah kena rogol dengan lelaki tu, buat apa pergi jumpa dia lagi. Jadi patutke masuk kes rogol atau pun sebenarnya zina!

3- Di rogol teman yang baru dikenali selepas bersiar-siar dengan menaiki motosikal

Komen aku: Tu lah, kan Islam dah ajar,pergaulan bebas lelaki perempuan di larang. Yang pergi naik motor bersiar-siar dengan dia buat apa, dahlah baru kenal. Kan naik motor dengan lelaki bukan mahram tu haram, bergesel sana sini.

4- Di rogol teman lelaki ketika 'dating'.

komen aku: Apa punya orang lah! Dah tau 'dating' haram. Yang kau pergi berdua-duaan dengan boyfriend kau di bawah pohon pisang buat apa. Dah lelaki kau bagi peluang, memanglah dia ambil.
Cukup 4 kes.

Maka akan berteriaklah pembela-pembela wanita dan hak asasi manusia, " Masri,membela perogol, menghina wanita, blablabla".
Aku akan membaca sambil tersengih menampakkan gigi aku. Apalah korang ni, bila polis suruh kita kunci rumah elok-elok supaya pencuri tak masuk, apsal tidak ada siapa yang pergi kata si polis nak bela pencuri, dan menyalahkan rumah yang dicuri.
Begitu juga, kalau motor korang kena curi sebab korang tak kunci, pasti polis akan cakap "Yang kau tak kunci siapa suruh". Adakah dalam situasi ni kamu semua akan kata polis membela pencuri?

Sama juga, apa yang aku nak, perempuan-perempuan semua jaga diri, ikut ajaran agama, jangan bagi peluang dekat insan-insan perogol ni. Jangan dedahkan diri kepada bahaya, jangan masuk lubuk buaya. Takkan itupun tak faham.
Wallahu'alam
Wslm wbt

Read More......

Soto Asal Malaysia?

Jalan Sutra
Hayo, soto bukan dari Malaysia, lho? Asli Indonesia punya! Bulan lalu, bersama Myra Sidharta, kami menjadi dua orang yang "mewakili" Indonesia dalam sebuah simposium regional di Penang, Malaysia, tentang pengaruh budaya Tionghoa terhadap berbagai kuliner lokal. Dalam sebuah diskusi di meja makan, saya sempat berdebat dengan "wakil" Malaysia yang mengatakan bahwa nasi goreng adalah hidangan khas Malaysia.

"Coba tunjukkan, Malaysia punya berapa macam nasi goreng?" tanya saya. Yang saya tanya gelagapan. Lalu, dia menjawab sekenanya. "Ada yang gaya Tionghoa, ada yang gaya India-Pakistan," katanya.


"Adakah nasi goreng gagrak Melayu?" kejar saya dengan pertanyaan lain? Dia makin kebingungan. Artinya, mungkin memang tidak ada.

Saya katakan kepadanya bahwa di Indonesia, selain nasi goreng gagrak Tionghoa yang khas, setiap daerah punya keunikan nasi goreng masing-masing. Di Bogor ada nasi goreng pete. Di Semarang ada nasi goreng babat. Di Magelang ada nasi goreng ruwet (karena nasinya dicampur mi). Di Yogyakarta ada nasi goreng putih (karena tidak memakai kecap). Di Makassar nasi gorengnya berwarna merah muda. Di Jakarta ada nasi goreng kambing. Di Surabaya ada nasi goreng ikan asin. Di Medan ada nasi goreng teri. Di Aceh nasi gorengnya pun sangat khas. Ada lagi nasi goreng udang. Ada pula nasi goreng kampung atau nasi goreng Jawa. Belum terhitung nasi goreng untuk anak-anak muda gaul yang disebut nasi gila. Masih mau daftar yang lebih panjang?

Dia terdiam. Menyerah!

Maka, saya pun ingat tulisan minggu lalu tentang grombyang dari Pemalang yang merupakan "blasteran" antara soto dan rawon. Hitung punya hitung, Indonesia juga punya keberagaman yang fantastis soal soto. Karena itu, sebelum soto pun diaku sebagai hak atas kekayaan intelektual dari negara lain, baiklah kita mulai melakukan kodifikasi terhadap soto.

Sekitar lima tahun yang lalu saya pernah menulis di bawah judul "Soto, Sroto, Cotto, Tauto". Dalam artikel itu saya juga memertanyakan, apa batasannya sebuah masakan disebut sop, dan kapan dia menyeberang menjadi soto? Mengapa soto berubah nama menjadi cotto di Makassar, dan berubah lagi menjadi sroto di Banyumas, sementara banyak orang di Yogya dan Solo menyebutnya sebagai saoto? Lagi-lagi soal nomenklatur yang sudah memerlukan standarisasi.

Dalam buku Mustika Sejuta Rasa dari Sabang sampai Merauke terbitan Departemen Pertanian di zaman baheula (1.126 halaman, memuat ribuan resep masakan), hanya terdapat tujuh resep soto dari berbagai daerah Indonesia, yaitu soto ayam, Soto Bandung, Soto Banten, Soto Kedu, Soto Madura, Soto Pamekasan, Soto Selada Air. Padahal di buku yang sama tercantum resep 25 jenis sup dari berbagai daerah.

Sekalipun sampai sekarang saya menganggap bahwa buku itu adalah yang paling lengkap mencantumkan semua resep masakan Nusantara, namun jumlah tujuh jenis soto yang disebut itu belum mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman soto Nusantara. Kenapa hanya ada Soto Pamekasan dan Soto Madura? Menurut saya, di Madura ada tiga gagrak utama soto, yaitu: Soto Bangkalan, Soto Sumenep dan Soto Pamekasan. Soto Bangkalan sendiri punya dua jenis, yaitu yang berkuah bening dan berkuah kuning.

Lalu, di mana pula posisi Soto Medan, Soto Padang, Soto Tangkar Betawi, Soto Kuning Bogor, empal gentong Cirebon, soto babat Tasikmalaya, Grombyang Pemalang, Tauto Pekalongan, Soto Kudus, sroto Sukaraja, soto Lamongan, soto sulung, soto kikil Suroboyo, cotto mangkasara' dan Soto Banjarmasin?

Bagaimana pula kita menempatkan apresiasi pada berbagai gagrak soto khas yang mewakili lokalitas kecil? Di Semarang, misalnya, ada soto bangkong, soto bokoran, dan soto selan yang masing-masing punya ciri khas pembeda. Di Jakarta sekarang makin banyak dijumpai penjual soto betawi yang menyajikan dua jenis kuah, yaitu kuah santan dan kuah bening. Sekalipun isi atau dagingnya sama, namun karakter kuahnya mem- buat kedua soto itu berbeda bagai bulan dan matahari.

Kalaupun berbagai jenis sop sebetulnya juga bisa disebut sebagai soto, bagaimana pula kualifikasi untuk hidangan berkuah encer seperti rawon, pindang Kudus, gandul Pati, kuah asam Manado, palumara Makassar, binte bilihuta Gorontalo yang juga memiliki karakteristik soto?

Di samping fanatisme atau kebanggaan kedaerahan yang besar, memang sulit untuk menyatakan keseragaman bagi soto Nusantara. Sekalipun banyak elemen kesamaannya, tetap ada elemen pembeda yang menonjol. Contohnya adalah soto Padang dan Soto Medan. Keduanya memakai isi berupa daging sapi yang setelah direbus empuk dalam kuah soto, kemudian digoreng hingga garing bagian luarnya. Daging dan jeroan goreng ini kemudian dipotong-potong dan dimasukkan ke dalam kuah. Kuah Soto Padang dan kuah Soto Medan sama-sama berempah, sama-sama gurih, namun mempunyai tarikan yang sangat berbeda. Penggemar fanatik soto dapat membedakan Soto Padang dan Soto Medan dengan mata tertutup.

Soto Betawi yang juga memakai daging goreng pun tampil dengan karakter kuah yang unik dan tidak dapat disamakan dengan Soto Padang ataupun soto Medan. Ketiga jenis soto ini - Soto Padang, Soto Medan, dan Soto Betawi - juga disajikan dengan sambal pendamping yang sama sekali berbeda pula.

Dengan kuah yang persis sama, Soto Medan juga hadir dengan isi yang berbeda, yaitu udang goreng polos. Soto udang paling dahsyat yang pernah saya cicipi adalah yang mangkal di Jalan Ahmad Yani (Kesawan), Medan. Sampai termimpi-mimpi kalau sedang rindu soto udang Medan itu.

Pada dasarnya, soto Nusantara memakai dua jenis kuah, yaitu kuah santan dan kuah bening atau kuah kaldu. Soto Betawi bahkan mencampur santan dengan susu sapi untuk mencapai citarasa kelemakan yang khas. Susu menghaluskan tekstur santan ketika menyentuh lidah. Tetapi, cotto Makassar memakai kuah kacang tanah yang direbus lama sampai hancur. Berbagai bumbu dasar juga dipakai pada berbagai jenis soto, misalnya: daun salam, sereh, lengkuas, dan kunyit.

Daging yang paling banyak dipakai untuk soto adalah daging sapi, ayam, dan kerbau - termasuk jeroannya. Tampaknya, kambing, bebek, dan ikan selalu didiskualifikasikan dalam dunia persotoan. Tetapi, bukankah sop kambing sebetulnya sangat memenuhi syarat untuk disebut soto kambing juga? Begitu pula dengan sop bebek dan sop ikan?

Seperti sate, soto juga cukup versatile untuk disandingkan dengan nasi maupun ketupat atau lontong. Bahkan, dalam kasus soto mi kita melihat bahwa mi pun ternyata merupakan karbohidrat yang matching untuk mendampingi soto.

Jadi, soto mana yang paling saya sukai? Semua! Hmm, dasar rakus! Tetapi, sungguh sulit untuk bersikap "pilih kasih" dalam soal persotoan. Begitu kita menyebut satu jenis soto favorit, serta-merta kita akan menyesalinya karena akan muncul nama soto lain yang juga tidak rela kita kesampingkan. Mana mungkin saya mengatakan Soto Banjarmasin lebih enak daripada Soto Kudus? Kalau saya berani menyebut Soto Medan yang paling enak, bisa-bisa saya diguyur kuah soto panas kalau besok saya melintas di Jalan Suryakencana, Bogor.

Ampun, dah! Republik Soto Indonesia memang tidak akan pernah dapat dipersatukan. Tetapi, justru pada keberagaman itulah letak keindahan soto Nusantara.

Yuk, bikin Festival Soto Nusantara, yuk? Gemes, deh! Siapa tahu, daftar persotoan kita akan semakin panjang dan kaya.

INDONESIA GITU LOH ! APA SIH YANG GAK KEREN DARI INDONESIA??? JADI YA WAJAR AJA KALO MALINGSIAL IRI N SIRIK BANGET AMA KITA

Read More......

Malaysia Larang Surat Kabar Katolik Gunakan Kata "Allah"lik Gunakan Kata "Allah"

BENAR-BENAR RASIS !!
Keputusan pemerintah Malaysia melarang penggunaan kata "Allah" oleh surat kabar milik Gereja Katolik, membuat umat Katolik di Negeri Jiran itu kecewa.

Sekretaris Konferensi Keuskupan Malaysia Augustine Julian, seperti dikutip AFP mengatakan, pemerintah Malaysia tidak mau umat Katolik juga menggunakan kata "Allah", kata dalam bahasa Arab yang berarti Tuhan.


Kementerian Dalam Negeri Malaysia telah mengeluarkan perintah pada surat kabar The Herald-surat kabar mingguan milik Gereja Katolik yang diterbitkan dalam bahasa Melayu, Inggris, China dan Tamil-untuk tidak menggunakan kata "Allah" dalam artikel-artikelnya. Alasanya, kata "Allah" tidak boleh digunakan oleh penganut agama lain selain Muslim.

Julian menilai keputusan pemerintah Malaysia itu bertentangan dengan konstitusi negara yang menjamin kebebasan beragama. "Umat Kristen betul-betul merasa kecewa, " ujarnya.

Para pemuka gereja, lanjut Julian, akan meminta Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi untuk mengklarifikasi masalah ini dan meminta pemerintah Malaysia mencabut larangan tersebut.

Sementara itu, pejabat senior kementerian keamanan dalam negeri Malaysia yang membidangangi pemantauan produk-produk penerbitan, Che Din mengatakan, penggunaan kata "Allah" dalam artikel-artikel The Herald merupakan upaya untuk membuat umat Islam di Malaysia bingung.

"Kata 'Allah' hanya digunakan untuk tuhannya orang Islam, " kata Che Din.

Ia menyarankan The Herald untuk menggunakan kata "Tuhan" saja, dan tidak menggunakan kata "Allah" dalam artikelnya.

Namun para pemuka agama Katolik berargumen bahwa kata "Allah" sudah digunakan secara luas dan tidak dikhususkan hanya untuk umat Islam. Bahkan alkitab berbahasa Malaysia, tukas Julian, menggunakan kata "Allah" untuk Tuhan.

Para pemuka agama Katolik itu juga menyatakan bahwa kata 'Allah' bukan kata yang baru dan sudah lama digunakan dalam doa-doa dan misa-misa di Malaysia.

"Kalau pemerintah Malaysia merasa bahwa kata 'Allah' aka menimbulkan kebingunan di kalangan warga Muslim, maka mereka lah yang seharusnya memberikan bekal pengetahuan pada warga Muslim, " tandas Julian. (ln/iol)

Sumber : http://www.eramuslim.com/berita/int/7c27093527-malaysia-larang-surat-kabar-katolik-gunakan-kata-quotallah

Tanggapan Saya :

1. Pada zaman Rasulullah saja Rasulullah tidak pernah melarang agama non-muslim seperti Nasrani dan Yahudi menggunakan nama ALLAH. Malaysia melarangnya. Kenapa??

2. Sifat Otoriter Ahmad Badakwi jauh melebihi otoriternya Mantan Presiden Soeharto. Karena Soeharto tidak pernah melarang agama manapun untuk gunakan nama ALLAH pada surat kabar.

Read More......

Malingsia Terus Incar Naskah Melayu

Mr.Rious
Kompas rabu 12 desember 2007
tindakan malaysia mengklaim "kepemilikan" ekspreksi produk budaya tradisional Indonesia tak cuma terjadi pada bidang kesenian. melalui kalangan akademis, mereka terus mengincar naskah2 melayu klasik nusantara hingga ke pelosok desa di belahan timur Indonesia.


dalam rapat kerja asosiasi tradisi lisan (ATL) di jakarta 10-11 desember 2007. terungkap bahwa perilaku luar etika itu sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. bahkan ratusan hasil penelitian budayawan tenas effendi di atas tradisi lisan dan naskah2 melayu klasik yang dihimpunnya selama bertahun2 sebagian besar kini sudah "diangkut" di universitas terkemuka di kuala lumpur.
"oleh mereka lalu dibuatkan situs tersendiri. ketika kita mau menggunakannya harus bayar" tutur Al azhar dari ATL Riau.
menurut Al Azhar,semangat kapitalisme yang melilit pemikiran orang2 kaya baru di malaysia ikut memicu "perburuan" naskah dan atau manuskrip serta perekaman tradisi lisan melayu oleh orang2 malaysia.apalagi, sejak beberapa dekade terakhir malaysia terobsesi menjadi pusat tolehan dalam budaya melayu sedunia.
riau daratan dan riau kepulauan adalah wilayah subur tempat "perburuan" mereka. dengan berbagai dalih mereka bisa masuk hingga ke pedalaman. kau diam2 merekam tradisi2 tutur anak bangsa. biasanya, kata ketua yayasan bandar seni ali haji, mereka pun menelisik naskah2 yang ada di masyarakat dan menawar tinggi untuk membelinya.

kenyataan ini juga terjadi di sumatra barat. "bagaimana masyarakat penyimpan naskah tak tergiur, mereka dengan ringan bahkan mau membayar Rp 50 hingga 60 juta.padahal bagi kita uang 5juta saja sudah luar biasa,"tambah adreyati dari ATL sumatra barat.fenomena yang sama muncul di sulawesi selatan dan sulawesi tenggara. La niampe, peneliti dan penggiat ATL di buton, sulawesi tenggara, mengaku pernah "menangkap basah" seorang profesor dari malaysia beserta tujuh rekannya yang melakukan pemotretan diam2 atas naskah2 buton."profesor itu akhirnya kami usir tetapi beberapa puluh naskah sudah sempat mereka ambil"kata la niampe.
"menghadapi kenyataan ini Sulawesi selatan membentuk dewan ketahanan budaya. perannya antara lain untuk membendung praktik 'pencurian budaya' yang juga terjadi pada naskah2 disini" halilintar latief dari ATL makassar.

any comment atau cuma pada mau memaki2 & mengatakan berita ini omong kosong?

Read More......

10 Ke GOBLOKAN FORUMERS MALINGSIA

Indonesia Bersatu
Setelah diteliti lebih jauh ternyata forumers malingsia tidak pernah berfikir panjang apa yang akan mereka tulis, seperti:


1. Mereka mengatakan bahwa Indonesia tidak kreatif dan mengambil budaya malaysia,nyatanya..semua budaya dan lagu Indonesia telah nyata2 diclaim malingsia (batik mereka bilang batik malaysia padahal batik hanya ada satu yaitu dari Indonesia dan kualitasnya jauh lebih baik; Reog mereka hanya mengubah nama saja menjadi barongan padahal semua itu sama saja dengan reog; dan lain2..). Tidakkah itu tindakan yang GOBLOK!

2. Mereka mengatakan lagu Indonesia jelek..malingsia GOBLOK..mereka tidak dapat menerima kenyataan bahwa di malingsia mayoritas yang disukai lagu Indonesia. Peringkat pertama Top hits di salah satu stasiun radio malingsia adalah PETERPAN. Malahan lagu daerah di Indonesia di claim malingsia (Rasa Sayange)

3. Malingsia GOBLOK telah mengatakan bendera dan lambang garuda Indonesia menjiplak dari Polandia, sedangkan mereka tidak tahu sejarah bendera Indonesia, dan mereka tidak tahu bahwa di dunia ini banyak negara yang memiliki lambang garuda. Sedangkan bendera malingsia persis sama dengan Amerika hanya beda di bulan dan mataharinya saja. Tidakkah malingsia tahu itu,tidak karena mereka GOBLOK!!!

4. Mereka mengatakan bahwa Indonesia bodoh2, padahal malingsia paling GOBLOK. nama mereka tidak pernah terdengar di peringkat pertama di olimpiade pendidikan international. Dan tidakkah mereka tahu bahwa dokter2 Indonesia selalu menjadi guru besar dan mengajari dokter2 malingsia disana (saya tahu ini karena saya mahasiswa fakultas kedokteran!). Jikalau kaum terpelajar kita diadu dengan kaum terpelajar mereka, kita jauh lebih unggul!

5. Salah satu dari forum yang ditulis malingsia bahwa mereka bangga dijajah British, GOBLOK banget kan! Dan kemerdekaan mereka hanyalah pemberian semata dan bukan merupakan hasil perjuangan

6. Mereka mengatakan kita (Indonesia) pencuri..karena mereka tidak dapat menerima kenyataan bahwa merekalah (malingsia) yang pencuri (Ambalat, illegal-logging, dll). Dasar malingsia GOBLOK

7. Forumers malingsia mengatakan bahasa Indonesia banayk bahasa inggrisnya, memang tapi hanya pada istilah2 penting saja. Sedangkan bahasa malingsia lebih banyak mengadaptasi dari bahasa inggris dalam bahasa sehari2 mereka. Dan bahasa Indonesia menjadi kurikulum bahasa asing di Australia. Dasar malingsia GOBLOK ga bisa buat bahasa sendiri!

8. Malingsia tidak tahu bahwa di negara mereka banyak tenaga pengajar yang dari Indonesia sedangkan tenaga pengajar malingsia tidak laku di Indonesia. karena mereka (malingsia) GOBLOK, buktikan saja!

9. Malingsia GOBLOK mengatakan bahwa negara Indonesia tidaklah maju, karena mereka tidak memandang dari aspek geografis negara Indonesia yang berupa kepulauan sehingga sulit dalam pembangunan dan sumber daya alam kita yang terus menerus dimalingi malingsia. Malingsia tidak tahu Indonesia mendapatkan peringkat 3-5 besar jumlah penduduk terkaya di dunia!

10. Malingsia bangga dengan kekuatan militer mereka karena mereka GOBLOK tidaktahu apa2. Indonesia masuk 13 besar forces terkuat didunia sedangkan malingsia masih dibawah 60! Dan kita (Indonesia) selalu menjadi forces inti dari pasukan PBB International.

++ sesungguhnya masih banyak lagi kelebihan Indonesia dari Malingsia hanya saja malingsia GOBLOK itu akan selalu membantah dan tidak mau menerima kenyataan saat ini,dan mereka tidak pernah mau belajar dari apa yang telah mereka alami saat ini. Jadi percuma saja kita mengatakan semua ini pada malingsia GOBLOK, seperti kita mengajari Fisika Quantum pada anak kecil!!!

nb: kutipan di atas bersumber dari forumer2 Indonesia dan dari sumber2 di luar (buku, internet, dll)

Read More......

Rindu Yang Kian Panjang (Istri Meninggal di saat menjadi TKW Malingsia)

KEPERGIAN sang istri mengadu nasib ke negeri seberang dua tahun lalu, sempat membuat Hardi, 43, bimbang. "Akankah dia bahagia di sana? Akankah kami bisa berkumpul kembali bersama anak-anak?" Demikian pertanyaan yang sempat berkecamuk di dalam benak Hardi saat itu.

Hari demi hari berganti. Kerinduan yang mendalam akan kehadiran sosok sang istri, kini tidak akan pernah terwujud lagi. Berita duka yang diterimanya melalui telefon, membuat harapan Hardi sirna seketika. Sang istri pergi untuk selama-lamanya akibat suatu penyakit.


Bahkan jenazah sang istri tidak bisa dibawa pulang ke Medan karena ketiadaan biaya.
Saat ditemui Waspada di kediaman orangtuanya Jln. Sakti Lubis Gg. Mas Medan, Rabu (8/8), Hardi terlihat begitu pasrah. Meski berusaha tersenyum menyambut kehadiran wartawan, namun masih terlihat jelas kedukaan di raut wajahnya.

Hardi mengisahkan, sekitar tahun 2005 istrinya, Siti Ramlah Pulungan, 55, mendapat tawaran bekerja di Malaysia sebagai pembantu rumah tangga. Dengan tekad ingin membantu perekonomian keluarga, karena sang suami hanya bekerja sebagai sopir, Siti meneguhkan niatnya untuk bekerja ke Malaysia.

Menurut Hardi, istrinya berangkat ke Malaysia bukan melalui Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) tetapi melalui agen perseorangan dan menggunakan transportasi kapal laut. Namun tidak diketahui di kota mana Siti bekerja.

Waktu pertama kali bekerja sebagai PRT, Siti sempat mengeluh karena majikannya terlalu cerewet. Bahkan sang majikan menahan paspornya agar Siti tidak bisa melarikan diri. Diduga karena tidak tahan dengan perlakuan majikannya, Siti nekad melarikan diri ke tempat penampungan temannya. Malangnya, paspor milik Siti ditahan oleh majikan tersebut sehingga dia tidak bisa kembali ke Medan.

Sejak itu, Siti selalu berpindah-pindah bekerja sebagai PRT. "Beberapa kali, dia pernah mengirimkan uang kepada saya sebesar RM 200. Terakhir dia menelefon dan memberitahukan akan pindah bekerja ke tempat Tari," ujar Hardi.

Pada 1 Agustus 2007 sekira pukul 22:00, telefon di rumah orang tua Hardi berdering. Namun tidak ada satu pun penghuni rumah yang mengangkatnya. Keesokan harinya, 2 Agustus 2007 sekira pukul 07:00 telefon kembali berdering. Saat itu, Yeni Maylinda, 28, (adik kandung Hardi) yang mengangkatnya.

Terdengar suara seorang wanita dengan logat Malaysia yang mengaku bernama Bibi Tari. Wanita tersebut mengabarkan bahwa Siti telah meninggal dunia akibat menderita sakit perut disertai mencret dan muntah.

Bibi Tari yang mengaku berasal Bandung dan menetap di Malaysia ini mengatakan, bahwa Siti baru tiga hari bekerja sebagai PRT di rumahnya. Tiba-tiba dia terserang penyakit dan meninggal dunia.

Ketika pihak keluarga meminta agar jenazah Siti dimakamkan di Medan, Bibi Tari mengatakan biayanya terlalu mahal. "Saat itu, dia bilang biaya untuk memberangkatkan jenazah Siti dari Malaysia ke Medan sekitar RM 5.000," ujar Hardi.

Karena pihak keluarga tidak mempunyai uang, akhirnya Bibi Tari menawarkan agar jenazah Siti dimakamkan di Malaysia dengan syarat harus mendapat izin terlebih dahulu dari seluruh keluarga di Medan.

Saat itu, Hardi sempat berkeinginan untuk berangkat ke Malaysia guna melihat jenazah istrinya untuk yang terakhir kali. Namun karena tidak ada uang, akhirnya Hardi terpaksa merelakan jenazah istrinya dimakamkan di negara tetangga tersebut.
Setelah beberapa hari Siti meninggal, tidak ada satu orangpun utusan dari majikan atau agen perseorangan yang memberangkatnya mendatangi keluarga Hardi untuk menyampaikan rasa belasungkawa.

Sang majikan hanya mengatakan bahwa salah seorang anaknya ada yang bermukim di kawasan Marelan. "Saya sempat berbicara dengannya lewat telefon dan dia meminta alamat saya. Tapi sampai saat ini, dia tidak kunjung datang," ujar Hardi.
Setelah kepergian istrinya, kini Hardi harus berusaha membiayai sekolah kedua anaknya yakni Herry Purnama, 17 dan Putra Adiguna, 12. Hardi mengakui, selama ini istrinya banyak membantu biaya sekolah kedua anaknya tersebut.
Hardi mengharap kiranya pemerintah daerah dan DPRD dapat membantu menyelesaikan permasalahannya tersebut. "Sebenarnya saya tidak yakin dia meninggal karena saya belum melihat jenazahnya. Rasanya saya ingin berangkat ke Malaysia untuk melihat kuburannya," ujar Hardi dengan nada sedih. (m26)

Read More......

TKW Melahirkan Akibat Perkosaan Anggota RELA Malingsia

Korban kebiadaban Malingsia yang ini adalah Suryani, TKW asal NTB yang menjadi korban perkosaan oleh anggota RELA (pasukan sipil sukarelawan Malaysia), sudah melahirkan seorang anak perempuan sepuluh hari lalu, dan kini kepolisian Kajang, Selangor, telah meminta keterangan lebih lanjut serta mengambil DNA anaknya untuk diperiksa di laboratorium.

“Kami sudah ambil DNA anaknya Suryani. Kami berharap bisa sebulan selesai,” kata Mardina, seorang anggota polisi Kajang, Selangor yang datang ke KBRI Kuala Lumpur.


Ada tiga polisi yang meminta keterangan Suryani, yang didampingi oleh anggota Satgas Perlindungan dan Pelayanan WNI Selamet dan Sapto. Menurut Mardina, pelaku pemerkosa yang anggota Rela sudah mengaku memang melakukan perzinahan dengan Suryani, tapi didasarkan suka sama suka. Namun menurut Migrant Care Malaysia, Alex Ong, kronologis adalah sebagai berikut:

Suryani bekerja sebagai pembantu di Johor Bahru selama dua tahun tapi belum pernah menerima. Suryani selalu meminta gaji, namun majikannya hanya memberi janji dan Suryani akhirnya melarikan diri. Pada saat Suryani melarikan diri dari rumah majikan, Suryani bertemu dengan seorang perempuan yang belum pernah dikenalnya. Perempuan tersebut berjanji akan menolong Suryani dan kemudian memperkenalkannya dengan saudara iparnya. Dari orang ketiga itu Suryani dikenalkan lagi dengan RELA yang bernama Shareen Isa (nama ini menurut ingatan Suryani).

RELA tersebut membawa Suryani pada malam hari ke satu rumah kosong. Suryani kemudian didudukkan ke kursi, tangan dan kakinya diborgol serta mulutnya disumpal dengan kain, sehingga tidak bisa bergerak dan tidak bisa berteriak. Suryani disekap selama 1 bulan dan diperkosa dalam keadaan kaki dan tangan di borgol. Dalam sehari Suryani hanya diberi makan satu kali, dan makan dalam keadaan tangan tetap di borgol, sehingga Suryani terpaksa makan seperti hewan. Suryani juga tidak diizinkan ke kamar mandi, sehingga dia terpaksa menahan buang air besar dan kecil selama 1 bulan. Karena kondisi tersebut, perut Suryani membesar dan kembung. Ia juga tidak pernah ganti pakaian selama satu bulan.

Pada suatu hari ada seorang laki-laki (juga RELA) datang dan masuk rumah dengan merusak pintu. RELA tersebut memberi uang 20 ringgit kepada Suryani dan menyuruh Suryani untuk melarikan diri dengan naik taksi. Suryani diberi alamat untuk datang ke rumah orang Pakistan yang beristrikan orang Jawa. Suryani tinggal di rumah orang Pakistan itu selama dua bulan.

RELA yang mengantar Suryani ke rumah orang Pakistan itu, datang lagi dan mengajak Suryani untuk tinggal di rumahnya. Di rumah RELA itu, Suryani muntah-muntah, kemudian dibawa ke dokter dan Suryani ternyata hamil. Di rumah RELA tersebut, Suryani tinggal selama satu bulan. RELA tersebut membawa Suryani ke polisi Kajang untuk membuat laporan bahwa Suryani diperkosa oleh RELA dan hamil. Pihak Kepolisian Kajang justru membawa Suryani ke penjara Semenyih karena Suryani dalam kondisi tidak berdokumen. Suryani ditahan di penjara Semenyih selama lima hari. Kemudian pihak KBRI Kuala Lumpur menjemput Suryani dan dibawa ke KBRI.

Sejak itu Suryani berada di penampungan KBRI Kuala Lumpur hingga melahirkan anaknya di RS Ampang sepuluh hari lalu sambil menunggu proses hukum di pengadilan Malaysia. ( ant )
Memang biadap...Relawan otak mainaks !

Read More......

Disiksa Majikan di Malaysia, TKW Hilang Ingatan

Kali ini korbanyya adalah Hani Hanifah (23), TKW asal Kp. Karangmalang RT 32/RW 10 Desa Pulo Erang, Kec. Lakbok, Kab. Ciamis pulang dengan tangan hampa, ingatannya hilang, tulang punggungnya patah, dan tubuhnya lumpuh. Ia diduga menderita fisik setelah disiksa majikannya di Malaysia.


Sedangkan dua TKW asal Kab. Indramayu, Siti Aminah alias Aam (27), warga Desa Karangasem RT 01/RW 02 Kec. Terisi dan Wastiah (27), penduduk Blok Pedati I, Desa Jatimulya, Kec. Terisi disekap di dalam bunker di Yordania.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun "GM", Kamis (15/ 11), Hani yang bekerja 18 bulan di Malaysia pulang diantar Arif, seorang pegawai perusahaan jasa yang memberangkatkannya ke Malaysia, Sabtu (10/11) sekira pukul 19.30.

Arif hanya menjelaskan kepada keluarga Hani bahwa Hani terjatuh saat dalam perjalanan kembali ke Indonesia. Ikhwal ingatannya, kata Arif, terganggu karena barang-barang hasil kerjanya di Malaysia hilang semua.

Karena curiga pada keterangan Arif dan khawatir akan keadaannya, Senin (12/11), Hani dibawa keluarganya ke RS Mitra Idaman, Jln. Gudang No. 57 Banjar.

Pihak keluarga merasa curiga, Hani pulang dalam keadaan sakit bukan akibat kecelakaan, melainkan diduga karena disiksa majikannya. Kecurigaan itu muncul karena setiap tidur, Hani selalu mengigau ingin kabur dari rumah majikannya lantaran tidak kuat mendapat siksaan.

Kecurigaan pihak keluarga bertambah setelah dokter H. Djadja K., Sp.Rad. dari RS Mitra Idaman menyatakan, tulang punggung Hani patah bukan akibat terjatuh karena bila ia jatuh pasti ada bagian badan lainnya yang luka. Setidaknya bagian kepala akan terbentur, sedangkan di kepala maupun badan Hani tidak terdapat luka.

"Itulah sebabnya kecurigaan kami kian bertambah," ujar Ikin (62), mertua Hani yang tinggal bersamanya.

Ketika "GM" berkunjung ke rumahnya, Kamis (15/11), Hani tampak sedang telentang lemas di ruang tengah rumah semipermanen, ditunggui Ikin dan Rohmah (57), mertuanya, Eman (50) kepala dusun, dan Ati (33) kakak iparnya.

Menurut mereka, Minggu (4/11) sekira pukul 09.00 WIB Hani menelepon suaminya dari Malaysia, Salman (36), yang sedang bekerja di Brunai. Hani mengatakan akan pulang ke Indonesia pukul 11.OO waktu setempat pada hari itu juga. Rencana kepulangan itu oleh Salman disampaikan lagi ke pihak keluarganya di Kp. Karangmalang Lakbok melalui telepon.

Selasa (6/11), keluarganya mendapatkan telepon dari Pabean Riau yang menyatakan, Hani terdampar di Riau dan meminta pihak keluarga agar menjemputnya. Lalu pihak keluarga meminta perusahaan yang memberangkatkan Hani untuk menjemputnya.

Sabtu (10/11) Hani datang tanpa membawa uang sepeser pun dalam keadaan hilang ingatan serta lumpuh tidak bisa duduk karena tulang punggungnya patah, kedatangannya pun hanya diantar seorang pegawai biro perjalanan dari Jakarta yang bernama Arif.

Kapolres Ciamis, AKBP Drs. Aries Syarief Hidayat didampingi Kabag Bina Mitra, Kompol Sugeng Edi Haryanto dan Kasat Reskrim, AKP Agus Gustiaman, S.H. ketika dimintai pendapatnya menyatakan, agar keluarga segera melapor ke polisi setempat atau ke polisi di wilayah tempat perusahaan berada.

Disekap
Sementara itu, dua TKW asal Kab. Indramayu disekap di dalam bunker oleh sindikat penyelundup buruh migran di Yordania. Bersama TKW lainnya, keduanya diduga akan diselundupkan ke negara-negara konflik bersenjata di Timur Tengah. Kini, pihak keluarga berharap pemerintah membantu pemulangan kedua TKW malang itu ke Tanah Air.

Menurut Karmi (50), ibu kandung Aam kepada "GM", Kamis (15/11), berita itu terkuak setelah anaknya mengabarkan via telepon bahwa mereka disekap sindikat berkedok agency di Yordania.

"Aam mengatakan, ia berada dalam ruang bawah tanah (bunker) bersama puluhan TKW lain asal berbagai daerah di Indonesia," kata Karmi.

Keterangan Karmi dikuatkan oleh pengakuan Vera (22), adik kandung Aam yang lolos dari sindikat penyelundup buruh migran di Yordania. Vera mengaku pernah bertemu dengan kakaknya di sebuah rumah di Kota Amman, Yordania. Namun nasib Aam, kata Vera, sangat mengenaskan. Setiap hari Aam dan Wastiah serta puluhan TKW lainnya selalu disiksa karena mereka menolak dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga (PRT) karena masa kontraknya telah habis dan tidak digaji. (B.88/udi)**
Zalim sekali ...

Read More......

Sudah Kakek-kakek, TKI di Malaysia Digebuki Hingga Lumpuh

Jakarta 06/11/2007 - Kejam nian pemuda Malaysia yang menyiksa Tan Kong Jam, TKI asal Medan. Meski sudah berusia 63 tahun, dia tidak luput dari kekejaman warga Malaysia. Tempurung dengkul Tan Kong remuk dan badannya memar-memar.
Tan Kong tergeletak lemah tak berdaya di rumah sakit Koja, Jakarta Utara. Tatapan matanya kosong. Tan Kong yang sudah lumpuh hanya bisa tidur di atas kasur rumah sakit.


“Mimiknya selalu takut ketemu orang asing. Sulit diajak bicara. Dia panik dan ketakutan,” kata Darto dari Serikat Buruh Migran Indonesia(SBMI) yang mendampingi korban di RSUD Koja, Jl Jampea, Jakarta Utara, Selasa, (6/11/2007).

Terdamparnya Tan Kong di RS Koja berawal ketika dia berada di Malaysia. Dia dirampok oleh seorang pemuda tanggung Malaysia. Pemuda tersebut kemudian mengambil uang dan surat-surat berharga milik kakek tua tersebut.

Belum puas harta bendanya diambil, pemuda itu menghajar kakek tua tersebut. Bak.. buk.. bak.. buk… Tan Kong diinjak-injak, ditendang, dan dipukuli. Badannya babak belur dan tempurung dengkulnya remuk.

Tan Kong dapat pulang ke Indonesia dengan menumpang kapal Dobon Solo yang mendarat di pelabuhan Tanjung Priok. Ia langsung dipapah dan dilarikan ke RSUD Koja untuk mendapat perawatan.

“Kami akan minta pemerintah turut membantu. Ini penganiayaan. Tan Kong juga sempat dipenjara dianggap illegal karena suratnya diambil rampok,” imbuh Darto.

Parah bener nih Malingsia ! Masak kakek-kakek di embat juga.

Read More......

Upah TKI di Malaysia dalam Pandangan Islam

Masalah tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia telah beberapa bulan lamanya menjadi masalah yang pelik. Bagi Indonesia karena begitu banyak TKI yang menghadapi kesulitan, termasuk karena banyak yang tidak mempunyai paspor, izin masuk dari negara yang dimasuki, malah ada yang sama sekali menjadi migran ilegal. Di antara yang sangat menderita itu, tampaknya adalah TKI ilegal, yang bagai tidak dapat dilindungi oleh negeri asal, dan tidak pula dapat dilindungi oleh negeri tetangga.


Lebih parah lagi adalah bahwa mereka sudah bekerja di Malaysia, antaranya pada perusahaan raksasa dengan membangun gedung-gedung bertingkat, di dekat ibu kota Kuala Lumpur pula. Mereka menghadapi pekerjaan yang terancam bahaya, bisa jatuh dan mati terhempas. Yang parah adalah bahwa majikan mereka tidak mempedulikan pekerja ini, berbula lamanya mereka tidak menerima gaji. Alangkah kejamnya majikan serta perusahaan tempat mereka bekerja itu. Malah yang mengherankan adalah bahwa pemerintah negara bersangkutan bagai turut-turut kejam dengan membiarkan mereka tidak dibayar gajinya.

Jelas sekali bahwa majikan mereka tidak mempunyai perasaan terhadap pekerjanya, padahal mereka sama-sama manusia. Pemerintah mereka, Malaysia, juga bagai tidak mempunyai perasaan karena masalah gaji itu. Sudah jelas pekerja itu bekerja sepanjang waktu, gaji tak dibayar pun tidak menyentuh hati pemerintah. Dan ini adalah suatu pemerintah yang negerinya mengakui Islam sebagai agama negara. Berarti, dan seharusnya, hal-hal mendasar dalam agama Islam haruslah dilaksanakan.

Sebelum keringat mengering Islam tidak menentukan bahwa harus ada negara, karena masalah ini adalah masalah dunia, yang bisa ada, bisa tidak. Namun dalam perkembangan terlihat bahwa semua kita manusia, menghendaki adanya negara. Dalam tahap permulaan Nabi Muhammad SAW bergerak, ia lebih menekankan soal manusianya: Islam atau bukan. Yang akhir ini pun terbagi pula dalam ahli kitab, yaitu Yahudi, Nasrani (Kristen) dan musyrik. Umumnya orang Arab di zaman Nabi itu musyrik, tetapi Nabi mengimbau semuanya, termasuk Yahudi dan Nasrani, agar memeluk Islam. Maka berlakulah rukun iman dan rukun Islam bagi para pengikut Nabi itu.

Kemudian tambah banyak juga yang masuk Islam, dan secara berangsur masyarakat Islam dibawah Nabi itu pun menegakkan negara, dengan Nabi sebagai kepala negaranya. Maka Nabi pun mengirim surat kepada kepala negara-negara tetangganya, memperkenalkan Islam dan mengajak mereka masuk Islam. Pengakuan pertama sebagai kelompok yang harus dihormati oleh pihak lain, adalah ketika serombongan kaum Muslimin karena penganiayaan penduduk Mekkah terpaksa pindah ke Habasyah (Habsyi, Etiopia sekarang) dengan menerima perlakuan sebagai orang-orang yang terhormat. Malah Islam otomatis mulai berkembang di negeri itu.

Negeri-negeri yang berkaitan dengan ajaran Islam pada umumnya memperlakukan rakyatnya serta manusia lain yang bukan rakyatnya tetapi yang berdiam di negeri tersebut dengan baik. Pemerintahnya bisa keras dalam politik, tetapi tidak keras dalam menghadapi manusia-manusia yang beragam di daerahna. Tentu ada saja penyimpanan-penyimpanan, seperti yang kini dialami oleh wanita-wanita pekerja kita di tanah Arab, yang antara lain diperkosa oleh sang majikan. Syukurlah hal seperti ini tidak terjadi di Malaysia. Ada juga kekerasan yang dialami oleh TKI kita di sana, tetapi ini kekecualian, dan dilakukan oleh seorang dua majikan.

Tetapi TKI ilegal yang bekerja pada perusahaan-perusahaan di Malaysia (yang diberitakan pada perusahaan dekat Kuala Lumpur), menurut berita-berita yang sampai kepada kita di Tanah Air, mendapat perlakuan tidak manusiawi. Mereka tinggal di tempat-tempat yang tidak layak di dekat tempat kerja, dengan memperoleh air bersih yang minim, mempergunakan lampu yang diusahakan sendiri. Lebih parah lagi adalah kenyataan bahwa mereka tidak diberi gaji selama beberapa bulan.

Akibatnya, mereka pun tidak bisa memperoleh kesempatan untuk mendaftarkan diri ke perwakilan RI setempat (yang banyak dibuka pada kesempatan masa tenggang sampai akhir bulan yang lalu), karena ketiadaan uang -- karena gaji tidak dibayar itu. Yang lebih mengherankan sangat adalah bahwa pemerintah Malaysia (yang pusatnya hanya beberapa ratus meter dari tempat pekerja yang tidak dibayar gajinya itu), yang negaranya mengakui Islam sebagai agama negara, tidak pula berusaha agar pembayaran gaji dilakukan oleh perusahaan tersebut kepada TKI bersangkutan. Pemerintah pusat Malaysia bagaikan tidak sadar akan hal ini.

Dalam ajaran Islam berbagai hadits membicarakan soal pergaulan hidup, termasuk yang mengingatkan siapa pun juga, terutama seorang majikan, agar membayar pekerjanya (buruhnya) sebelum keringatnya kering. Tetapi majikan bersangkutan di Malaysia jangankan menunggu sampai keringat buruhnya kering, tidak juga memperoleh upah. Dan pemerintah yang negerinya mengakui agama Islam sebagai agama negara, tidak pula memperhatikan hal ini. Akibatnya, para TKI tadi pun hanya mengeluhkan nasibnya, dan hanya bisa mengadu kepada Allah -- kalau mereka masih ingat pada Allah. Rencana untuk kembali ke Tanah Air, dan kemudian dengan surat-surat yang lengkap balik ke Malaysia untuk bekerja lagi, terpaksa
dibiarkan.

Penutup
Seharusnya ulama-ulama kita yang pada waktu yang lalu abnyak berceramah di Malaysia, ataupun tokoh-tokoh Malaysia yang aktif dalam kantor-kantor bagian agama Islam di tiap negara bagian, ataupun para guru besar di universitas di Malaysia yang juga banyak memperhatikan pelaksanaan ajaran Islam di negerinya, mempunyai perhatian terhadap hal ini. Perhatian, meminta kepada pemerintah Malaysia agar memperhatikan nasib TKI yang sudah beberapa bulan lamanya tidak menerima gaji. Sudah pasti sebagian besar TKI itu beragama Islam, tetapi dalam soal gaji hadits di atas tadi tidak membatasinya pada mereka yang beragama Islam, karena soal upah adalah soal hidup mati bagi manusia bersangkutan.

Partai Islam se-Malaysia, Angkatan Belia Islam se-Malaysia, dan lembaga-lembaga Islam lain di negeri jiran ini patut pula mengingatkan pemerintahnya, dan siapa pun juga di negeri itu tentang hal ini. Kekayaan adalah rahmat Allah, kekayaan tidak bisa dimanfaatkan sendiri, banyak pihak yang seharusnya juga mendapat bagian dalam kekayaan ini. Pekerja termasuk hal yang seharusnya didahulukan: bayarlah upah sebelum keringatnya kering. Mudah-mudahan imbauan ini dapat menyentuh hati siapa pun juga di Malaysia, khususnya yang beragama Islam, untuk turut memperhatikan dan berusaha melaksanakan ajaran Islam yang sebagian
daripadanya menyangkut soal upah. Mudah-mudahan.

Read More......

Agung Laksono : Hilangkan Hukuman Cambuk terhadap TKI

Ketua DPR Agung Laksono menilai hukuman cambuk yang diberlakukan Malaysia terhadap para TKI Indonesia harus dihilangkan atau jika ingin diberlakukan harus diterapkan secara adil terhadap para pengguna Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang melanggar hukum.
“hukuman cambuk di Malaysia beda dengan di Aceh, jika di Aceh diberlakukan diruang terbuka dan cenderung bertujuan hanya memalukan si pelaku,”kata Agung Laksono saat menerima utusan Khusus PBB bidang anti Penyiksaan Profesor Manfreed Nowak, di ruang pimpinan, Gedung Nusantara III, lantai 3, Hari Selasa, (13/11)


Menurut Agung saat ini, di Malaysia terdapat 1,2 Juta tenaga kerja legal dan 800 Ribu tenaga kerja illegal rentan tindak kekerasan oleh majikan mereka.

Agung mengatakan, dirinya menyambut baik adanya utusan khusus PBB yang bertujuan melakukan penelitian penyiksaan, sehingga dapat membuka mata dunia internasional tentang Indonesia. “Kalau bisa kita undang lembaga internasional lainnya,”harapnya

Pada kesempatan tersebut, Manfreed menyoroti rehabilitasi Departemen Sosial yang dianggapnya melanggar hukum HAM Internasional karena menahan pekerja seks, anak jalanan dalam waktu yang lama dan kurang manusiawi. Disisi lain, Manfreed menilai perlu adanya pemberdayaan optimal terhadap orang yang berada di tempat rehabilitasi sosial.

Agung mengakui peran rehabilitasi sosial belum maksimal karena masih adanya salah tangkap orang karena diduga pekerja seks maupun anak jalanan. “Oleh karena itu perlu proses pengadilan kilat sehingga tidak terjadi salah tangkap,”katanya

Agung menambahkan karena itu perlu dibentuk badan yang dapat mengaudit kasus-kasus semacam itu.

Utusan PBB bidang anti kekerasan mendapat undangan dating ke Indonesia untuk meneliti sejumlah kasus kekerasan. Manfreed dan timnya akan berada di Indonesia hingga 23 November mendatang. Pada kunjungannya, Profesor Nowak juga diminta sejumlah LSM Indonesia untuk meninjau sejumlah lokasi yang disinyalir menjadi tempat terjadinya penyiksaan yang melibatkan aparat, seperti daerah konflik dan terjadinya non-konflik.

Untuk daerah konflik rencananya Profesor Nowak akan meneliti kasus Abepura yang terjadi pada tahun 2000, Kasus Wamena dan Poso. Sedangkan untuk daerah non-konflik. Nowak meneliti kasus penyiksaan yang terjadi terhadap Joki Three in one yang ditangkap aparat di Jakarta.

Read More......

TKW di Malaysia Mengaku Dipaksa Makan Babi

Munifah, 30 tahun, pembantu asal Indonesia yang bekerja di Seremban, selatan Malaysia mengaku telah dipaksa memakan daging babi dan dilarang untuk salat oleh majikannya. Polisi berhasil menolongnya, setelah ia meninggalkan sebuah catatan saat berbelanja di sebuah toko dekat rumah sang majikan.


“Saya Munifah. Saya minta tolong karena telah dipaksa memakan daging babi dan dilarang salat oleh majikan,” tulis Munifah dalam catatan yang dipublikasikan New Straits Times. Catatan itu sendiri dikirimkan seorang pembeli di toko itu ke New Straits Times dan kantor polisi terdekat.

Namun Kepala Polisi Seremban, Hasanuddin Hassan membantah berita tersebut. “Menurut petugas di lapangan, dia hanya ingin pulang ke Indonesia,” kilahnya kepada AFP. Munifah, lanjutnya, menyatakan dirinya seorang muslimah dan ingin dikembalikan ke biro tenaga kerja yang telah mengirimnya ke Malaysia. “Kami akan membantunya,” tandas Hasanuddin.

Gila !!! Lu makan sendiri aja babi tuh Majikan Bangsat !

Read More......

Hancurnya Malingsia

Apabila ditanya oleh seorang rakan kenapa negara Malon sudah jauh hanyut daripada landasan perjuangan yang sebenar, rasuah di kalangan pemerintah berleluasa, mahkamah dijadikan stamp menghalalkan penipuan, polis seumpama budak suruhan, ulamak dihina pemerintah, raja seperti guli-guli, rakyat marhaen ditekan, rakyat berakhlak buruk dijulang, adab sopan masyarakat tidak dijaga dan fitnah yang direka oleh pemerintah semakin menggila? Maka jawapan saya kepada rakan yang bertanya itu mudah saja kerana pemerintah hari ini yang dikepalai MahaDead sudah tidak bermoral lagi. Mereka sudah sesat dan jauh terpesong dari panduan termaktub dalam Rukun Negara.


Saya berterus terang bahawa MahaDead itu telah menghancurkan Rukun Negara. Dalam berIman kepada Allah swt Malon juga disuruh oleh Allah swt agar Malon berpandu kepada Rukun Iman yang enam perkara dan sebagai orang Islam Malon beramal berdasarkan dari Rukun Islam yang lima pula. Begitu juga dalam semua ruang ibadah yang lain maka ada rukun-rukun yang ditentukan seperti rukun sembahyang, rukun puasa, rukun zakat/fitrah, rukun haji dan semuanya yang lain mesti ada rukun.

Beramal tanpa mematuhi rukun-rukun akan menjadikan amalan Malon sia-sia dan SESAT. Begitu juga dalam menjalani hidup di bumi Allah swt ini Malon mesti berpandukan rukun-rukun hidup. Jika hidup tanpa rukun Malon akan menjadi seperti binatang liar di hutan.

Dalam hal ehwal mentadbir sesebuah negara pun begitu juga, pemerintah mestilah menyediakan rukun mentadbir negara dan jika rukun itu telah ada pemerintah wajib mentadbir negara berlandaskan rukun-rukun yang disediakan itu. Bagi Malingsia Malon telah mempunyai Rukun Negara yang bertunggak atas lima perkara. Jika pemerintah menuruti dan mempraktikkan lima Rukun Negara Malingsia ini, saya yakin tidak akan berlaku segala haru biru dan punah ranah dalam kehidupan masyarakat Malon.

Suasana kacau bilau dalam negara ini yang berlaku akhir-akhir ini saya penuh yakin adalah disebabkan kepala pemerintah DR. MahaDead telah SESAT dan MENYESATKAN rakyat dalam "amalan pemerintahannya". MahaDead mentadbir negara tanpa berlandaskan Rukun Negara yang disediakan oleh Pemimpin yang terdahulu. MahaDead ini mentadbir negara hanya mengikut capaian akal yang tidak dipandukan oleh ajaran Islam tetapi mengikut nafsu sarakah yang bermaharajalela dalam lubuk hatinya.

Mari Malon lihat secara ringkas bagaimana MahaDead menghancurkan Rukun Negara.

1. Kepercayaan Kepada Tuhan

Bolehkah Malon katakan MahaDead menghormati kenyataan ini? Kebebasan menganut agama memang telah lama Malon ketahui tetapi kebebasan beramal terutama bagi penganut yang beragama Islam apakah diberikan sepenuhnya? Perlembagaan Malingsia meletakkan asas yang kukuh untuk agama Islam di mana ISLAM menjadi agama rasmi negara. Namun ini tidak membuka pintu hati MahaDead untuk memantapkan lagi kekukuhan agama Islam. Masjid menjadi medan MahaDead melepaskan geram kepada agama Islam. Orang yang berfahaman Anti Hadis diberi perlidungan oleh UMNO manakala orang yang berusaha amal makruf nahi mungkar ditindas semaksima mungkin. Pindaan undang-undang murtad umpamanya telah disuarakan sejak dahulu oleh kebanyakan rakyat terutama mereka yang arif dalam Islam tetapi tidak ada sebarang perubahan. Menteri yang dulunya berkata akan dikaji undang-undang murtad akhirnya dia kalah dalam pilihanraya, dilantik semula jadi menteri kemudiannya meletak jawatan tidak buat apa-apa kerja pun dalam hal ini dan terus senyap. Menteri ini sebenarnya seorang yang PEMBOHONG. Hingga kini mana dia undang-undang murtad itu? Begitu juga kepada orang-orang besar di Pusat Islam dan IKIM Malon persoalkan manakah sumbangan besar mereka untuk kemantapan agama Islam di bumi Malingsia ini. Kalau sekadar aktiviti KULIT tak payahlah diadakan sebuah organisasi sebesar itu yang memakan peruntukan yang cukup banyak.

MahaDead cukup terbukti menekan gerakan Islam dan perkembangannya di Malingsia. Dia mengaku beragama Islam tetapi dia sendiri menghina agama suci ini. Rasulullah saw yang merupakan Pemimpin Agong telah diperli oleh MahaDead dengan kenyataan yang sinis. Semua umat Islam tahu hal ini. Hukum Hudud Islam dikatakan oleh MahaDead hukum hudud PAS. Dia hina PAS atau dia hina Allah swt? Lihat semua kenyataan MahaDead seperti berikut ini:-
i) Kalau pencuri dipotong tangannya Malon tak boleh maju sebab tangan sudah tinggal satu.
ii) Hukum rejam bagi penzina akan menghabiskan batu-batu dijalanraya.
iii) Hukum Islam tidak sesuai di negara ini kerana Malingsia berbilang kaum.
iv) Kalau kerajaan Kelantan laksanakan undang-undang Islam maka kerajaan pusat akan gunakan perlembagaan untuk membatalkan pelaksanaan itu.
v) Terlalu perpegang kepada ajaran Islam menyebabkan Malon terhalang kepada kemajuan.
vi) Mendakwa fahaman Islam cara UMNO itu saja yang betul sebaliknya fahaman lain adalah sesat.
vii) Dia tidak percaya bijak pandai Islam dalam perti pembangkang sebagai Ulamak. Katanya Ulamak tidak berpolitik.
viii) Banyak ulamak-ulamak yang dulunya ditonjolkan melalui media tetapi kini dihentamnya kerana tidak menyokongnya.
ix) Tuduhan MahaDead kepada Sdra Anwar Ibrahim, fitnahnya itu, Anwar menonjolkan imej warak tetapi sebaliknya bermoral rendah.
x) Berusaha akan membuang nama-nama Islam pada semua pertubuhan politik.
xi) Banyak lagi kalau dikumpul.. anda tambahlah sendiri..

Kepada siapa sebenarnya MahaDead membuat penghinaan ini? Adakah kepada individu yang di tuju itu? Memang zahirnya mungkin kepada mereka tetapi jika dihalusi secara lebih mendalam maka semua kenyataan itu hakikatnya menghina Agama Islam yakni Agama Allah yang maha suci.

Kepercayaan kepada Tuhan. Jika MahaDead sendiri sudah ternyata tidak percaya lagi kepada ajaran Tuhan maka apa yang boleh Malon harap daripadanya untuk memelihara dan mempraktikan kenyataan pertama Rukun Negara itu. Bagi MahaDead , AGAMA umpama baju sahaja yang perlu dipakai oleh orang yang hidup.

2. Kesetiaan Kepada Raja dan Negara.

Kenyataan ini bukan lagi menjadi rukun kedua negara tetapi lebih bertukar seperti seloka. Cukup sesuai dibuat lirik dikir barat atau boria sahaja. Pindaan pada perlembagaan dibuat berkali-kali oleh MahaDead terhadap hak raja-raja. Maruah raja satu ketika dulu dihina, diperli, dikutuk dan dilebelkan oleh MahaDead sebagai amat jahat berketurunan lanun apabila raja-raja menentang hasrat nafsunya meminda perlembagaan. Ketika itu MahaDead menggunakan platform rakyat untuk menghukum raja-raja. Apabila kehendak nafsu sarakahnya tercapai dia yang mendapat untung besar.

Hari ini raja-raja seperti ULAR TUA yang dicabut siongnya. Pada kacamata rakyat taraf raja-raja hari ini seumpama ANAK PATONG mainan budak-budak. Diambil apabila mahu bermain dan dilontar jauh jika sudah puas bermain. Ada kalanya dibenam ke dalam air atau dicucuh diperut api. Inilah nilai raja-raja Melayu hari ini. Jika MahaDead menyokong raja-raja dalam sesuatu isu bukanlah bermakna sokongan itu untuk raja-raja itu sebaliknya kerana dia bermusuh dengan pihak lain yang berkrisis dengan raja. Sokongannya kepada raja bukan membawa keuntungan bagi raja sebaliknya memberikan faedah besar untuk dirinya sendiri.

Semua rakyat tahu MahaDead cukup benci kepada raja Melayu. Seboleh-bolehnya MahaDead mahu menghapuskan monarki raja-raja Melayu. Tahun-tahun sebelum 1969 MahaDead adalah anggota Afro Asia yang aktif di Malingsia dan kumpulan Afro Asia berusaha menghapuskan institusi raja di Asia. Jadi tidak hairan apabila dia berpindah ke Putra Jaya langkah pertamanya ialah jadikan Putra Jaya sebagai Wilayah Persekutuan. Tujuannya kerana dia tidak mahu Putra Jaya menjadi sebahagian jajahan takluk negeri Selangor. Dia cukup benci jika di atasnya ada lagi pengaruh sultan yang berkuasa di tempat dia berada. Dia tidak mahu jika Putra Jaya di dalam negeri Selangor yang menunjukkan MahaDead berada di bawah naungan raja Selangor. Bebasnya Putra Jaya dari Selangor adalah kemerdekaan MahaDead dari pengaruh raja. Sekali lagi MahaDead memperbodohkan raja Melayu.

Penghinaan secara besar-besaran oleh MahaDead kepada institusi raja Malayu ketika isu siTengku Majid anak Raja Johor menampar penjaga gol hoki sukma Perak Mohd Jaafar Selvarajah Vello semata-mata kerana pasukan Johor kalah kepada Perak. Apabila Persatuan Hoki Malingsia menggantung siTengku Majid selama 5 tahun dari sebarang permainan maka keluarganya siRaja Johor mengamok sakan sehingga mengarahkan semua rakyat Johor tidak boleh masuk pertandingan hoki lagi. Kemarahan siRaja Johor memuncak apabila dia membelasah cukup-cukup Douglas Gomez Jurulatih hoki Malingsia di istananya apabila Gomez mengkritik Persatuan Hoki Johor.

Bermula dari sini raja-raja Melayu dihina dengan begitu teruk dan memalukan. MahaDead mengambil kesempatan ini menggunakan rakyat untuk meragut hak raja untuk diletakkan di atas kepalanya. Raja jadi bodoh, rakyat kena tipu oleh MahaDead . Yang untung besar adalah MahaDead . Dia-lah yang menjadi raja pada hari ini. Kesetiaan kepada RAJA dan NEGARA yang termaktub dalam para ke 2 Rukun Negara adalah kesetiaan kepada MahaDead.

RAJA yang dimaksudkan oleh MahaDead adalah dirinya dan perkataan NEGARA juga adalah dirinya sendiri. Hari ini sesiapa yang mengkritik MahaDead disebut mengkritik NEGARA. Siapa yang menentang MahaDead dikatakan menentang NEGARA. Siapa yang melanggar perintahnya disebut derhaka kepada NEGARA. Rakyat dewasa ini sudah keliru mana satu MahaDead , mana satu NEGARA. Bagi orang UMNO, MahaDead itu NEGARA dan NEGARA itu MahaDead . Kesetiaan kepada RAJA dan NEGARA adalah bermakna Kesetiaan kepada MahaDead dan MahaDead .

3. Keluhuran Perlembagaan.

Sebelum Malon bercakap hal perlembagaan, Malon perlu bertanya adakah perlembagaan negara Malon itu luhur? Kalau sebelum pemerintahan MahaDead mungkin Malon boleh berkata luhur tetapi sekarang perlembagaan negara ini TIDAK luhur lagi. Dalam perlembagaan termaktub hak-hak yang diberikan kepada rakyat jelata, pertubuhan politik, pertubuhan bukan politik dan sebagainya. Walaupun hak-hak ini diberikan oleh perlembagaan Malingsia tetapi hak-hak ini dicabul dan sekat oleh MahaDead . Sejarah dalam negara ini telah membuktikan terdapat seorang yang terpaksa merengkok dalam penjara kerana hanya menulis sesuatu yang benar oleh perlembagaan tetapi tidak mempunyai permit. Yang dia tulis perihal anak gadis Melayu (bukan bangsanya) yang dirogol oleh seorang Ketua Menteri (Melayu). Akibatnya dia masuk penjara sedangkan perogol itu masih bebas tanpa sebarang hukuman.

Rakyat tidak diberi hak untuk bersuara, berhimpun secara aman, bebas mengundi tanpa sebarang ugutan atau ancaman, bebas mendengar ucapan mana-mana penceramah dan sebagainya. Rakyat dikongkong dengan sebegitu ketat dan ditindas jika menyuarakan bantahan kepada MahaDead . Dengan hanya melaungkan RE-FOR-MA-SI sudah cukup membuatkan seseorang itu didera, dibogelkan dan dipenjara oleh polis. Perlembagaan membenarkan Malon berhimpun tetapi MahaDead mengatakan mesti mendapat permit terlebih dahulu. Apabila Malon memohon permit lalu MahaDead mengarahkan polis suruhannya jangan keluarkan permit.

Semua yang dibenarkan oleh perlembagaan Malingsia telah dihalang oleh MahaDead . Kementerian Dalam Negeri digunakan sewenang-wenangnya untuk menyekat semua kehendak rakyat yang dibolehkan melalui perlembagaan. Media elektronik dan media cetak arus perdana yang sepatutnya ada kebebasan ditukar menjadi MEDIA BALACI yang menghinakan. Apabila lahir individu atau kumpulan yang prihatin yang sanggup keluarkan media cetak dengan perbelanjaan sendiri yang bebas dan menyampaikan suara rakyat permit tidak diberikan atau ditarik balik. Bukan itu sahaja penulis akan diugut, pejabat akan digelidah habis, hatta ada pun yang pernah kena pukul oleh polis atau barua-barua MahaDead .

Oleh itu apa yang Malon lihat hari ini yang berlaku di negara ini masih bolehkah Malon mengatakan Perlembagaan negara ini masih LUHUR? Malon sendiri boleh kira sendiri sejak MahaDead ini menjadi Perdana Menteri sudah banyak kali Perlembagaan Negara dipinda. Boleh dikatakan semua bahagian dalam perlembagaan negara ini telah dipinda oleh MahaDead . Kalaulah buku perlembagaan itu tidak boleh dicetak yang baru maka Malon akan lihat setiap muka surat buku perlembagaan Malingsia berconteng-conteng. Koyak sana tampal sini. Potong sana conteng sini. Tak ubah seperti buku menconteng kanak-kanak tadika.

Inilah nilai dan keadaan yang terjadi kepada Perlembagaan Negara Malingsia hari ini. Rakyat akan bersetuju kalau Malon mengatakan Perlembagaan Malingsia TIDAK LUHUR.

Keluhuran Perlembagaan Malingsia hanya ada sedikit pada pemimpin yang dahulu bukan kepada zaman pemerintahan MahaDead .

4. Kedaulatan Undang-undang.

Bukan Malon sahaja malah pakar undang-undang seluruh dunia mangatakan Undang-undang di Malingsia tidak ada daulatnya lagi. Sejak perbicaraan Sdra Anwar Ibrahim berlangsung semuanya telah terbukti undang-undang di Malingsia tidak ada sebarang makna akan keujudannya. Sudah terang lagi bersuluh Undang-undang Malingsia menjadi mainan. Undang-undang Malingsia bukan untuk melindungi rakyat Malingsia tetapi undang-undang digunakan oleh MahaDead untuk menghukum orang yang menentangnya walau pun orang itu dipihak yang benar.

Undang-undang yang berdaulat adalah undang-undang yang berupaya melindungi rakyat sesebuah negara. Menjamin kelangsunngan keamanan dan kesejahteraan. Para pelaksana undang-undang perpegang teguh kepada prinsip kedaulatan undang-undang. Mereka golongan yang benar-benar arif, adil dan bijaksana. Mereka tidak boleh dijual beli. Mereka tidak dimakan oleh ugutan. Mereka tidak menyebelahi mana-mana pihak. Mereka hanya menyebelahi pihak yang benar walau pun pihak yang benar itu tidak sehaluan dengan mereka.

Apakah Malon boleh mengatakan pelaksanaan undang-undang Malingsia hari ini berdaulat jika? Ketua Hakimnya (Eusof Chin) sendiri satu waktu pernah menerima RASUAH. Ketua Hakim dan hakim-hakimnya hanya berkawan baik dengan sebelah pihak peguamnya sahaja. Nama bekas Ketua Hakim (Tun Hamid Omar) pernah disebut dalam perbicaraan melanggan pelacur artis (Haslinda Marican) satu ketika dahulu. Hakim-hakim sendiri menolak keterangan saksi-saksi dalam perbicaraan sesuka hatinya saja, hakim menolak kehadiran saksi-saksi penting. Peguam Negara bersubhat dengan polis mereka-reka tuduhan kepada Sdra Anwar Ibrahim, Dr Munawar, Sukma, Dato' Nalla dan lain-lain. Pelaksana undang-undang terlaku takut serta tunduk kepada kemahuan seorang Perdana Menteri. Semua ini sudah cukup untuk Malon mempertikaikan Kedaulatan Undang-undang Malingsia.

Ini tidak Malon masukkan lagi bagaimana penguatkuasa undang-undang pula menyeleweng dan rasuah. Kisah tahanan mati dalam penjara/kurungan. Kisah polis menembak mati mangsa dengan sesuka hati. Kisah polis dan orang besar bebas dari tuduhan. Kisah penguatkuasa undang-undang seperti peguam, polis, JPJ, Majlis Tempatan yang menerima rasuah tapi bebas dari tuduhan.

Kalau Malon mengkaji hingga sampai ke tahap ini, lagi-lagilah Malon mengsahkan betapa Kedaulatan Undang-undang Malingsia hanya satu ungkapan ayat saja tidak lebih dari itu. Jauh panggang dari api kalau Malon mahu melihat undang-undang Malingsia boleh berdaulat dalam kerajaan UMNO/BN ini. Tambahan pula selagi ada MahaDead undang-undang Malingsia hanya seperti undang-undang rimba.

5. Kesopanan dan Kesusilaan.

Apakah boleh dikatakan rakyat Malon masih ada sopan dan adab tatasusila yang baik? Ya Malon boleh katakan masih ada tetapi ianya hanya masih ujud di SEGELINTIR rakyat yang masih perpegang teguh kepada ajaran agama. Tidak kira apa agama mereka anuti tetapi selagi mereka berpegang teguh kepada ajaran agama itu mereka masih ada kesopanan dan kesusilaan.

Bagaimana pula dengan orang UMNO/BN dan pemimpin mereka? Kepada mereka-mereka ini saya katakan mereka sudah TIDAK ADA KESOPANAN DAN KESUSILAAN. Sampai hati saya berkata begitu kepada mereka. Saya tergamak berkata demikian kerana cukup terserlah segala tindak tanduk mereka ini amat terpesong dari adab tatasusila masyarakat. Ianya telah berlaku bukan saja hari ini malah sejak dahulu lagi. Orang yang bergelar "pemimpin" dalam UMNO/BN ini boleh dikatakan hampir semua kaki betina, kaki judi, kaki arak, kaki pukul, gila rasuah, makan komisyen, kaki bomoh dan segala yang buruk ada pada mereka.

Tatasusila apa kalau Dato' Mazlan Idris percayakan bomoh hingga dikerat tubuhnya 17 ketul oleh Mona Fendy & The Gang di Batu Talam. Yakin kepada amalan syirik sampai kepada tercabut nyawa sendiri. Rahim Tambi Chik bekas Ketua Playboy UMNO bukan satu betina yang dia main dan pekena. Muhd Taib pun lebih kurang juga kawin di Siam dengan anak raja dan kemudian pelari pula wang berjuta-juta yang entah dari mana hasilnya. Megat Jonid dan Najib ada juga kes berkaitan betina masing-masing.

Bayangkan bagaimana biadabnya seorang Menteri Besar Pahang boleh menunjukkan isyarat lucah. Seorang bekas Menteri Besar sanggup menempeleng seorang staff airport. Seorang Menteri Besar Selangor berebut nak jadi imam di Kedah. Seorang bekas Menteri Besar Selangor sanggup berzina dengan adik iparnya sehingga mendapat anak. Inikah pemimpin yang ada kesopanan dan kesusilaan. Mereka ini semuanya bergelar pemimpin atasan. Jadi kalau pemimpin atasan buat kerja begini maka orang bawahannya pun begitu juga. Orang-orang atasan ini selalu menggalakkan orang bawahan mereka sebegitu juga. Setiap tahun orang-orang atasan ini kerap menaja lawatan di kalangan bawahan untuk ke Medan dan Haadyai. Ketika di sana mereka diberi wang belanja untuk minum arak dan main betina. Dengan pelacur Indonesia kalau di Medan dan dengan pelacur Siam kalau di Haadyai. Ini diakui dan sering dicerita oleh mereka yang pernah menyertai lawatan anjuran UMNO ini.

Kalau diumpamakan UMNO itu setandan pisang maka semuanya sudah busuk. Kebusukannya cukup meloyakan akibat Kepala UMNO itu sendiri tidak ada sopan dan adab. Dan yang paling menjijikkan dan lebih meyakinkan orang-orang UMNO itu tidak beradab sopan ialah cara mereka membuat fitnah kepada Sdra Anwar Ibrahim. Tidak pernah masyarakat Malingsia berbicara hal "LIWAT" secara terbuka tanpa batasan. Semuanya ini dimulakan oleh MahaDead . Bukan setakat liwat dituduh pula ada hubungan sex dengan segala bangsa manusia seolah-olah digambarkan kepada umum bahawa Sdra Anwar Ibrahim manusia terjahat abad ini.

Apa yang berlaku ke atas Sdra Anwar Ibrahim cukup melengkapkan segala bukti bahawa UMNO, pengikutnya dan pemimpin-pemimpinnya sudah sesat menjalani hidup sebagai manusia BERAKAL. Mereka tidak ada adab tatasusila yang bermaruah yang diamalkan oleh masyarakat Melayu/Islam sejak dahulu. Kesopanan dan Kesusilaan yang menjadi tunggak ke 5 dalam Rukun Negara telah hancur dan musnah. Yang menghancurkannya adalah UMNO dan Kepalanya yang bernama MahaDead .

Oleh itu saudara pembaca yang berilmu, ingin saya bertanya kepada anda dengan fakta-fakta yang saya berikan secara ringkas ini apakah MahaDead mengikut apa yang termaktub dalam Rukun Negara?

Saya boleh mengumpul banyak lagi fakta-fakta jika saya mahu dan mengupas dengan lebih terperinci tetapi ini memerlukan masa yang lebih lama. Biarlah fakta-fakta yang lain menjadi bahan kajian kepada penuntut universiti untuk tesis mereka jika mereka mahu jadikan kajian Rukun Negara seperti mana Rais Yatim mengkaji perjalanan undang-undang Malingsia dalam tesis PhDnya.

Ekonomi Malingsia sudah hancur. Moral rakyatnya sudah hancur. Kredibiliti polis sudah hancur. Undang-undang sudah hancur. Hakim sudah hancur. Rasa cinta pada agama sudah hancur. Kebebasan rakyat sudah hancur. Bangunan lama yang bersejarah sudah hancur. UMNO sudah hancur. Rukun Negara sudah hancur. MAHADEAD bakal HANCUR.

Read More......

Malaysia Kembali Kezaman Jahilliyah?

Catatan Seorang Malaysia Di Al Azhar - Cairo Egypt
Malingsia hari ini yang telah diubah namanya daripada Tanah Melayu satu ketika dahulu dikatakan semakin mengecapi beberapa kemajuan yang “dikatakan” mendapat pengiktirafan seluruh dunia. Walaupun perkara ini masih diragui oleh kebanyakan masyarakat Malingsia sendiri, namun sejauh manakah kebenarannya harus dibuktikan secara fakta, bukan setakat menghabiskan air liru semata-mata.

Di sana sini, pimpinan menghebahkan bahawa Malingsia adalah sebuah negara Islam yang maju sedangkan dari sudut realitinya, semua perkara tersebut ternafi dengan sendirinya. Apakah kita berbangga dengan pujian warganergara lain yang tidak pernah datang ke Malingsia? “Malingsia is the best Islamic country”. Inilah salah satu contoh petikan daripada kata-kata mereka. Adakah kita berbangga dengan hanya kata-katanya, sedangkan dia sendiri tidak pernah menjejakkan kaki ke bumi Malingsia?

Di dalam penulisan kali ini, saya lebih tertarik dengan zaman keruntuhan Malingsia yang dihadapi hari ini, di hadapan mata seluruh manusia khususnya masyarakat Malingsia sendiri. Ramai yang tertanya-tanya, apakah sebabnya? Mana mungkin Malingsia mengalami revolusi tanpa sebarang sebab. Adakah ini hanyalah teori semata-mata? Kajian ringkas ini akan mencungkil segala-galanya. Berdasarkan faktor pen“jahiliyyah”an yang dilakukan, marilah kita berfikir sejenak, sejauh manakah ketepatan kajian ini.

Pempupusan Golongan Ilmuan
Golongan Ilmuan yang dinyatakan di sini, lebih tertumpu kepada golongan berpendidikan, samada agama mahupu akademik. Bagaimanakah perancangan ini dilaksanakan dan apakah tujuannya? Adakah kita boleh menyamakan dengan pembunuhan ratusan ulama’ sepertimana yang dilakukan oleh Saddam Husein satu ketika dahulu?

Perancangan licik dijalankan oleh golongan tertentu untuk menghapuskan institusi golongan Ilmuan, bukanlah melalui pembunuhan atau serangan secara terang-terangan, tetapi mereka melaksanakannya dengan membuatkan golongan ini tidak mendapat mata di kalangan masyarakat. Sekiranya mereka menghapuskannya, ia akan menimbulkan kemarahan dan kebangkitan sepertimana yang terjadi sewaktu zaman penjajahan Malingsia dahulu.

Realiti ini boleh disaksikan dengan mata kepala sendiri hari ini. Golongan ilmuan dilemparkan pelbagai tuduhan yang tidak masuk akal dengan pelbagai fitnah yang sangat memalukan. Masyarakat semakin disuap dengan pengaruh-pengaruh sekular yang disalurkan setiap hari sehinggakan golongan Ilmuan sudah dianggap golongan terpencil yang tidak patut diketengahkan.

Sekiranya golongan-golongan ini dinaikkan menjadi pimpinan, mereka akan menggugat kelancaran strategi sekular yang diserap kepada masyarakat. Golongan-golongan pemikir sudah dianggap menjumudkan kemajuan sedangkan apa yang kita lihat hari ini, pemikiran masyarakat Malingsia sudah lama dikarati dengan kebebasan yang sentiasa diharap-harapkan oleh golongan sekular.

Golongan Mahasiswa Disekat
Sepertimana penulisan sebelum ini, golongan mahasiswa yang diperalat untuk melancarkan gerakan sekular di universiti-universiti seluruh Malingsia. Tidak dinafikan juga, terdapat segolongan yang benar-benar memikirkan tentang bahaya sekular, namun golongan ini dianggap anti kerajaan, sedangkan tuduhan tersebut hanyalah bertujuan untuk memudahkan sebaran sayap sekular.

Apakah yang akan terjadi sekiranya golongan mahasiswa bangkit bersuara dengan autoriti kuasa universiti? Ia akan mengembalikan kepada zaman kecemerlangan mahasiswa merajai kepimpinan Malingsia satu ketika dahulu sehingga melahirkan beberapa tokoh professional seperti Anuar Ibrahim dan ramai lagi yang begitu lantang mengecam kesilapan kerajaan. Apakah mereka takut dengan kebangkitan ini?

Adakah mereka takutkan pengaruh mereka dicemari dengan pemuda-pemuda seperti ini? Inilah sebabnya mereka mengkaderkan beberapa individu untuk dijadikan alat penyekat “penyibuk-penyibuk” seperti ini. Golongan-golongan cemerlang yang akan memajukan Malingsia berdasarkan kepimpinan yang telus dan kemajuan yang membangun berdasarkan Islam, bukanlah hanya teori yang direka-reka untuk menutupi perancangan sebenar.

Golongan-golongan ini cuba dinodai hak-hak mereka, contohnya seperti kebebasan bersuara yang sering menjadi pertikaian yang mengatakan bahawa ia adalah hasutan. Logikkah? Kalau begitu apakah hak kebebasan bersuara yang terdapat di dalam perlembagaan persekutuan? Adakah mereka yang hendak menghentam dan menjatuhkan Islam sahaja, diberikan hak kebebasan bersuara ini?

Politik Kotor!
Dunia politik di Malingsia hari ini sudah dikatakan tahap terkotor di dalam sejarah dunia. Bermula dengan gila kuasa, gila harta dan sebagainya, menjadikan mereka rakus dengan dunia yang menipu mereka. Mereka sanggup menggadaikan apa sahaja semata-mata untuk mendapatkan kemenangan di pilihanraya. Mereka bukanlah berjuang untuk kepentingan Islam, akan tetapi mereka hanya ingin menjaga gunung emas mereka supaya mereka boleh terus berenang di lautan emas mereka.

Bermacam-macam cara dilakukan, lihatlah ribuan pengundi hantu yang diserap sebagai pengundi mereka. Ikutlah, apa sahaja yang dilakukan, yang pasti mereka boleh mencapai kemenangan untuk terus dengan kekayaan mereka yang dikaut dari duit masyarakat Malingsia sendiri. Dengan kehadiran hantu-hantu ini, mereka berjaya “mendakwa” bahawa mereka adalah parti yang mendapat undi majoriti, sedangkan itulah pengakuan yang langsung tidak boleh diiktiraf!

Selain itu, operasi mengampu dan rasuah juga dipraktikkan di musim pilihanraya ini untuk meletakkan kebendaan di hadapan mata masyarakat! Mereka juga membeli pengundi-pengundi semurah RM 50, sedangkan mereka langsung tidak menyedari bahawa RM 50 tersebut akan menjadi saksi penipuan mereka di hadapan Mahkamah Allah SWT. Mereka bebas melakukan apa sahaja di dunia, tetapi mereka lupa bahawa mereka akan dibalas setimpal dengan penipuan dan kelakuan mereka.

Politik kotor ini mula disebarkan di kampus, selari dengan perancangan mereka menjatuhkan golongan Mahasiswa supaya senyap tidak bersuara. Golongan mahasiswa cuba dibudak sekolahkan supaya mereka menjadi pak turut, sedangkan mereka tidak menyedari bahawa bukan semua mahasiswa yang bodoh sepertimana mereka yang diperalat untuk menghancurkan hak kebebasan mereka sendiri.

Kesimpulan
Hanya mereka yang bodoh sahaja mendahagakan duit-duit suapan mereka. Hanya mereka yang bodoh sahaja sanggup merelakan pemikiran mereka diperalat oleh golongan tersebut. Semua manusia dikurniakan akal dan pemikiran, adakah hendak mengesampingkan akal kerana duit? Kerana duit sanggup melakukan apa sahaja? inilah hamba duit, sedangkan mereka tidak menyedari bahawa mereka adalah hamba Allah.

Read More......

Sisa-Sisa Kebodohan Rakyat Malingsia

Ini penilaian saya tentang orang Malingsia .. Pak cik ! Simaklah :)
Saya melihat, sesetengah rakyat di Malingsia ini masih lagi di selubungi dengan sedikit sisa kebodohan yang nyata. Saya tidak akan berkata bodoh jika mereka ini berada dalam kelas rakyat yang berfikiran ortodok dan jumud. Tetapi masalahnya, segelintir manusia ini boleh la saya katakan berada dalam kelas yang agak luxury dalam masyarakat. Berpendidikan tinggi, bergelar Dr dan petah pula berbahasa Inggeris. Mereka ini saya klasifikasikan bodoh kerana ada ilmu tetapi tidak tahu menggunakannya. Berijazah tinggi, bergelar Dr dan petah berbahasa Inggeris tetapi menyalahgunakan kuasa, tak ke bodoh namanya tu ?.

Secara kolektif, nilai-nilai kebodohan ini bukan sahaja melanda sesetengah golongan penguasa peringkat tinggi malah mereka yang berdiri mewakili suara marhaen juga tak terlepas nilai kebodohan yang sama. Semua ini bukan lah andaian saya semata. Bukan juga saya sakit hati kerana tidak dilihat bodoh seperti mereka. Tetapi krisis penswastaan MAS yang hanggggat (ikut intonasi pengacara 3R..he he..3R lagi !) akhirnya membuka daya fikrah saya untuk melihat dan menilai, sedikit demi sedikit puak-puak intelek ini di telanjangkan dengan nilai-nilai kebodohan diri mereka sendiri yang amat nyata sekali.

Jika saya nak bandingkan mereka ini dengan sekawan lembu di padang, saya dengan penuh yakin dan hadorinya ingin mengishtiharkan bahawa sekawan lembu itu mempunyai gred kebodohan yang sedikit rendah berbanding dengan 2 3 kerat intelek ini. Mana tidaknya, lembu-lembu ini walaupun bertelanjang dengan sempoi, masih tahu menilai mana rumput mana tahi. Berbanding dengan 2 3 ekor intelek-intelek ini, pertimbangan akal mereka nampaknya terkucil atau mandul sama sekali apabila di hidangkan dengan keuntungan syarikat berjuta-juta sehingga tidak dapat membezakan langsung mana satu sumber halal dan mana satu sumber haram. Mana satu amanah dan mana satu penyelewengan.

Saya sebenarnya tidak tergamak untuk menggelarkan seseorang itu bodoh. Terutama kepada golongan-golongan intelek kelas atasan. Sebabnya, ilmu saya tidaklah sehebat mereka. Kereta saya tidaklah sebesar kereta mereka. Malahan bau ketiak mereka mungkin lebih wangi dan luxury berbanding ketiak saya yang hanya di lapisi rexona RM 3.80. Saya juga tidak kesah jika kebodohan mereka-mereka ini hanya menyusahkan diri mereka sendiri. Saya peduli apa !.

Tetapi apabila saya merasakan bahawa perbuatan bodoh banjingan-banjingan intelek ini dengan nafsu serakah serakus dinasor, nampaknya bakal mengempiskan poket pembayar tax orang-orang jawa seperti saya dan marhaen-marhaen yang lain maka tidak salah rasanya jika saya katakan yang mereka ini sebenarnya bebal lagi meyusahkan orang lain. Tamat !

Krisis MAS jika di amati, menampakkan betapa korupnya sesetengah manusia yang kononya intelek dan fasih berbahasa Inggeris. Sebelum bau busuk MAS ini tersebar 2 3 minggu lepas, saya masih ingat bagaimana cerita seram ini mula tercetus apabila kerajaan Malingsia bertindak membeli saham MAS yang jatuh semasa pemerintahan Dr M dengan harga RM 8.00 seunit. Nilai ini adalah 100% nilai sebenar harga saham. Gila apa ?. Saya kurang arif tentang jual beli ini, tetapi secara rawaknya kita dapat melihat bahawa nilai kebodohan ini telah pun berlangsung sejak dahulu lagi. Bagaimana sebuah syarikat yang bengkrap dengan hutang berjumlah RM 9 billion ini di beli dengan nilai 100% sedangkan harga saham ketika itu cuma RM 3.80 seunit. Tak ke buduh namanya ?. Ingin menyelamatkan Naluri milik intelek banjingan atau menyelamatkan kepentingan negara. Namun cerita ini senyap selepas itu.

Sehingga beberapa bulan lepas, MAS declare sekali lagi yang ianya telah rugi suku penggal kedua berjumlah RM 200 juta. Juta tuu!. Setelah itu, terungkai lah pakaian kebodohan intelek-intelek MAS satu persatu. Bermula dengan kisah 3 keping lukisan berharga RM 1.5 juta. Sekali lagi, betapa nilai kebodohan golongan intelek bertaraf Dr yang bersarang di dalam MAS terkeluar jua. Mungkin orang lain menganggapnya super genius. Tetapi, saya sebagai marhaen rakyat Malingsia yang bermentaliti dunia ke 3 ini tetapi menganggap bahawa si durjana ini mempunyai budaya bodoh yang menebal. Apa tidaknya. Apabila terdengar suara-suara sarkis di Parlimen mahukan lukisan jutaan ringgit ini di jual, Dr ini dengan gaya keanak-anakkannya menyebut bahawa lukisan ini tidak akan dijual kerana iannya bakal menaikkan imej sebuah syarikat bernilai berbillion ringgit. Kenyataan ini berjaya menggeletek bulu ketiak saya.

Saya ada membaca beberapa pendapat sinis di forum-forum di Internet berkenaan kenyataan bertaraf lawak Senario ini. Adakah lukisan jutaan ringgit ini akan menyebabkan berduyun-duyun pelancong asing menempah tiket kapal terbang dan melancong ke Malingsia ?. Adakah lukisan ini jika digantung di dinding rumah Munir Majid..opss..tersebut nama...akan melupuskan hutang berbillion-billion ringgit MAS secara automatik dan memulihkan laluan antarabangsa yang kurang menguntungkan sebelum ini ?. Ha ha ha. Ternyata Dr. yang membuat kenyataan ini seolah-olah membeli ijazah tinggi nya dari Kg Cheras Jaya Balakong. Mungkin dia belajar di Universiti Teknologi Sedili Besar.

Setelah cerita lukisan ini keluar, maka segala nanah dan kudis yang membusuk di dalam MAS selama ini terkeluar jua. MGG Pillai seorang jurnalis menghuraikan cerita ini dengan agak terperinci. Ada sesetengah orang tidak mempercayainya. Tetapi bagi saya, jika di letak di hadapan mata saya senaskah Utusan Malingsia dan sehelai artikel MGG Pillai, saya lebih rela untuk membaca dan mempercayai tulisan Pakcik Pillai ini. Melainkan kalau saya bermain nombor ekor, maka saya akan menaruh kepercayaan kepada Utusan Malingsia.

Menurut Pillai melalui tulisannya The MAS chairman and Dom Perignon champagne kerugian berbillion MAS bukan disebabkan kenaikkan harga minyak dan laluan antarabangsa yang merugikan, tetapi ianya lebih kepada salah guna kuasa dan barah skandal dalam urusan kepimpinan. Orang yang sepatutnya di buang ke laut akibat kecuaian menyediakan cukai kepada kerajaan Arab Saudi akhirnya diangkat menjadi Chief Finance Officer.

Disebalik budaya dan nilai-nilai kebodohan yang berlaku di dalam MAS, di luar pula lain ceritanya. Budaya bodoh ini sebenarnya membarah di dalam masyarakat Malingsia yang majmuk. Apabila Idris Jala bercadang untuk menjual bangunan MAS di jalan Sultan Ismail, maka berderai-derai lah suara-suara unggas di Parlimen. Tak ubah seperti sarkis. Benar, hujah mereka ini ada benarnya. Jual lukisan dahulu sebelum jual bangunan, dan lantik Hassan Merican menjadi pengerusi MAS. Tetapi ini tidak bermakna minda mereka bijak. Saya tetap mengatakan bahawa mereka ini masih terbelenggu dengan nilai kebodohan. Lebih - lebih lagi apabila mereka terbenam di dalam bangunan parlimen. Semakin terbenamlah minda dan daya intelek mereka.

Pada saya, alangkah bijaknya para senator ini jika awal-awal lagi bertegang suara dan merungkai segala kebusukkan MAS sebelum ianya kronik seperti sekarang. Akibat kepentingan perut, mereka bekamkan semua busuk-busuk sebelum ini. Jika mereka menggunakan sedikit kebijaksanaan untuk berhujah berkenaan pembelian RM 8.00 seunit saham dahulu, mungkin keadaan tidak sesukar sekarang. "Encik Roy, dulu senator lain, sekarang senator lain".
Ye ke?. Kalau begitu senator dulu lagi tebal nilai kebodohan mereka berbanding senator sekarang. Ha ha ha.

Menentang cadangan anak Jala berkenaan penjualan bangunan tidak salah. Tetapi pada saya masanya kurang sesuai. Dengan mengungkit sentimen nostalgia kononnya pengerusi dahulu berjanji tidak akan menjual tanah tapak bangunan MAS setelah membelinya dari kerajaan tidak akan menyelesaikan masalah. Senator hanya pandai berbising-bising sahaja tanpa fakta dan cadangan untuk menyelesaikan masalah pokok...-> menyelamatkan MAS.

Idris Jala seorang yang pintar. Dia pintar sebab dia bekerja di SHELL dan menyelamatkan sebuah anak syarikat SHELL yang bermasalah. Ops, saya tidak bermaksud yang semua anak Malingsia yang bekerja dengan syarikat asing pintar-pintar belaka. Tetapi anak Jala ini pintar kerana dia berjaya terpilih di kalangan orang asing yang lagi terrer barangkali untuk memimpin tugas yang besar. Setidak-tidaknya dia dipilih 'berlumba lari' bersama dengan orang luar untuk membaiki sebuah syarikat Internasional yang bermasalah, dan berjaya pula akhirnya.

Tetapi, saya dapati, membawa masuk Idris Jala bukanlah jaminan besar untuk MAS berjaya. Ini di sebabkan di sekeliling Idris Jala terdapat sekelompok puak yang tebal nilai-nilai kebodohan dan telah kenyang betahun-tahun membaham duit syarikat. Bagaimana anak Jala mahu menjalankan tugasnya ?. PM kita mahukan agar tugas Idris Jala tidak di ganggu. Syukurlah. Setidak-tidaknya unggas-unggas di Parlimen dapat di diamkan.

Tetapi, apa yang saya khuatirkan, setelah 2 tahun, Idris ini bukan sahaja akan di kenali sebagai bekas CEO MAS, malah dia barangkali akan di jadikan black goat oleh puak-puak intelek babarian yang masih bernyawa di MAS, termasuk seorang Dr yang ijazahnya meragukan saya. Selepas ini mungkin sedikit duit akan di pam ke MAS. Puak-puak ini akan terus melahap duit ini. Dan jika ini berlaku, MAS semakin sukar di pulihkan untuk jangkamasa 2 tahun yang di berikan kepada anak Jala. Jika MAS masih rugi, orang pasti melihat ianya kegagalan Idris Jala. Sekali lagi puak-puak ini terselamat termasuk Dr tadi.

MAS adalah contoh senario nilai - nilai kebodohan yang nyata yang berlaku di Malingsia. Bukan sahaja intelek-inetelek tinggi di syarikat besar tetapi ianya melanda juga orang-orang yang berdiri hasil sokongan rakyat. Sesungguhnya ada satu punca yang dominan sekali yang membawa kepada nilai kebodohan ini. Puncanya ialah, rakyat tidak dididik bagaimana harus memilih pemimpin.

Contoh paling mudah, cuba buka TV1 setiap khamis jam 9 malam. Setiap kali penceramah keluar, topik yang di bincangkan hanya setakat menjaga keharmonian suami isteri atau bagaimana menjadi Kuntum Khairo Ummah atau bagaimana menjaga tetangga anda. Minda rakyat di mandulkan agar bodoh sama sekali berkenaan seni memilih pemimpin. Bila pemimpin yang di pilih hanya sekadar pandai berpantun di Parlimen, sesekala mengunggaskan diri, maka jangan harap nilai kebodohan dapat di buang dari minda rakyat Malingsia. Kita akan terus jadi bodoh. Berbangga lah !

Read More......

Hak Moral, Indikasi Asal, dan Hak Kebudayaan

Miranda Risang Ayu
Belum lama berselang, saya mengunjungi penggiat sekaligus pewaris batik pekalongan. Begitu saya mengatakan maksud saya untuk meneliti kemungkinan penguatan perlindungan atas batik mereka selain dengan Hak Cipta, kontan keluhan berhamburan.

Puluhan tahun silam, sejumlah pebatik pekalongan diundang ke Malaysia untuk memeragakan kebolehannya membatik. Dengan hati bersih dan kebanggaan naif untuk turut mengharumkan nama bangsa, mereka memenuhi undangan itu. Akan tetapi, orang Malaysia itu murid yang bukan hanya pintar, tapi juga cerdik.


Begitu memahami seluk-beluk pembuatan dan pengayaan corak khas batik pekalongan, mereka membuat pola-pola desain tersendiri dengan motif floral dan warna yang mirip sekali dengan batik pekalongan. Hasil “kreasi” itulah yang kemudian didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual mereka.

Pemerintah Kota Pekalongan bereaksi dengan mendata berbagai corak batik khas Pekalongan lalu mendaftarkannya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual di Tangerang. Kini, puluhan corak batik asal Pekalongan telah “diamankan” melalui perlindungan Hak Cipta.

Tentu saja, pendaftaran itu tidak serta-merta menghapus hak para pendaftar di Malaysia. Masalahnya, mereka sudah lebih awal mendaftarkan “kreasi” batiknya, yang kini mulai dikenal luas di mancanegara sebagai batik malaysia. Tampaknya, mereka juga dapat membuktikan bahwa corak batik karya mereka memiliki orisinalitas tertentu yang beda dengan batik pekalongan.

Dalam Hak Cipta, kreasi independen dua seniman yang mirip memang bisa sama-sama mendapat perlindungan, selama dapat dibuktikan bahwa kreasi itu tidak dihasilkan dari niat buruk mencontek. Apalagi kalau “contekan” itu berasal dari karya seni tradisional yang memang masih sulit dilindungi secara menyeluruh oleh sistem Hak Kekayaan Intelektual yang kini umum berlaku, yang umumnya diturunkan dari Perjanjian Internasional TRIPS 1994 (Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights 1994).

Milik bersama

Mengapa bisa begitu? Argumen hukum yang paling mudah disodorkan adalah, karena kebanyakan karya tradisional sudah jadi milik umum. Agar dapat dilindungi, harus jelas lebih dulu siapa penciptanya. Padahal sulit menemukan individu pencipta karya seni tradisional. Kalaupun bisa, sering kali penciptanya sudah meninggal lebih dari 50 tahun lalu. Padahal, perlindungan Hak Cipta rata-rata hanya berlaku sepanjang hidup pencipta ditambah 50 tahun. Lebih dari jangka waktu itu, karya itu harus dianggap sudah menjadi milik umum.

Kalaupun hukum Hak Cipta nasional sekarang telah melakukan terobosan dengan memungkinkan pemerintah mengambil alih pengelolaan hak untuk kepentingan pencipta yang tidak diketahui identitasnya, jangka waktu perlindungannya juga rawan perdebatan.

Alhasil, batik pekalongan, angklung sunda, “Rasa Sayange”, dan reog ponorogo, jika tampil murni sebagai karya tradisional tanpa “sentuhan baru” dari individu yang masih hidup, juga adalah kekayaan tradisional yang sudah jadi milik bersama. Inilah yang membuat perlindungan Hak Cipta yang kini berlaku bisa saja bicara, tetapi tidak banyak.

Hak moral

Hak Cipta juga meliputi Hak Moral. Hak Moral tercantum dalam Konvensi Bern dengan Malaysia dan Indonesia terikat di dalamnya. Hak Moral bukan hak ekonomi, tetapi ada untuk melindungi integritas ciptaan serta hak pencipta untuk tetap dicantumkan namanya, sekalipun ia sudah tidak lagi memiliki hak untuk menerima keuntungan ekonomi dari ciptaannya.

Ahli perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dan Hak Kebudayaan berdarah Aborigin Australia, Terri Janke menyatakan, Hak Moral sesungguhnya juga bisa dipakai, tidak hanya untuk melindungi integritas seorang pencipta dengan karyanya, tetapi juga integritas puluhan kelompok masyarakat pemangku tradisi Aborigin Australia dengan kekayaan tradisional mereka (Terri Janke dalam Sam Garkawe et.al, 2001).

Jadi minimal, jika ada reproduksi atau pemakaian baru dari karya-karya tradisi mereka, izin harus tetap dimintakan dan nama kelompoknya juga harus tetap disertakan. Karena karakter Hak Cipta merupakan hak individu, yang terjadi kemudian biasanya, seorang seniman Aborigin yang telah memiliki otoritas dari kaumnya, membuat karya berdasarkan tradisi mereka. Lalu, ketika karya itu diumumkan, ia mencantumkan namanya sekaligus nama daerah atau kelompok masyarakat Aborigin yang memberinya otoritas, sebagai satu kesatuan pemilik.

Hak atas Indikasi Asal

Selain itu, ada juga potensi perlindungan lain yang ditawarkan hukum, yakni perlindungan terhadap tanda, nama atau indikasi asal suatu barang, yang disebut perlindungan Indikasi Asal. Perlindungan ini terdapat dalam Perjanjian Paris untuk Perlindungan Hak Kekayaan Industrial 1883 (The Paris Convention for Protection of Industrial Property of 1883). Perjanjian internasional tersebut melindungi hak-hak kekayaan intelektual selain Hak Cipta. Sama dengan Konvensi Bern, perjanjian itu juga mengikat Malaysia dan Indonesia. Perjanjian Paris melarang setiap barang beredar dengan menggunakan Indikasi Asal yang salah atau menyesatkan.

Dalam hukum nasional Indonesia, Indikasi Asal sebetulnya juga telah diatur. Sayangnya, pengaturannya hanya merupakan bagian kecil dari UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Itu membuat penafsiran umum yang sempit di kalangan pakar hukum nasional, jika ada pembicaraan soal Indikasi Asal, pasti yang dibicarakan “hanyalah” sejenis merek dagang seperti Nike, Channel atau Prada.

Umumnya, lagu, tari-tarian, atau karya-karya artistik lain, memang bukan objek langsung dari Hak Merek, tetapi Hak Cipta. Jadi, belum apa-apa, sudah timbul persepsi bahwa penghubungan perlindungan Indikasi Asal dengan karya-karya tradisional yang berwujud karya-karya seni itu sudah “salah” dari awal.

Padahal, perlindungan Indikasi Asal tidak sesempit itu. Jika Indikasi Asal diartikan sebagai bagian dari Indikasi Geografis dalam arti luas, hanya saja belum didaftar, sejarah dan akar budaya setempat, termasuk tradisi pembuatannya, justru adalah salah satu syarat utama perlindungan, di samping faktor alamiah lainnya.

Perlindungan ini juga tidak mensyaratkan orisinalitas sekualitas Hak Cipta atau tingkat invensi setinggi paten. Yang “hanya” perlu dibuktikan adalah, suatu nama yang disandang oleh barang atau karya material terkait punya karakter yang unik, yang berasal dari pengaruh faktor alam dan sejarah budaya setempat. Jadi, perlindungan atas Indikasi Geografis, termasuk Indikasi Asal, betul-betul menjunjung karakter lokal.

Singkatnya, perlindungan Indikasi Geografis dan Indikasi Asal, sesuai namanya, memang hendak melindungi dan menghormati “tempat asal” karya yang sebenarnya.

Menariknya, kepemilikan Indikasi Asal yang kini umum ditemukan dan diakui banyak negara, justru adalah kepemilikan kolektif dan bukan individual. Selain itu, sekali dilindungi, waktu perlindungannya akan berlangsung terus-menerus, selama kualitasnya terjaga. Yang perlu dilakukan hanyalah memastikan bahwa karya terkait sudah bisa disebut barang. Artinya, sudah ada dalam bentuk material, misalnya kaset.

Selain itu, karya itu pun masih terbukti tetap dirawat, dikembangkan, dan menjadi ekspresi identitas kelompok masyarakat yang tinggal di daerah itu sebagai suatu kesatuan wilayah (cluster). Karena Indikasi Asal cakupannya paling luas, maka kesatuan wilayah itu bisa saja mencakup satu kota atau desa, beberapa desa yang bersebelahan dalam suatu provinsi, sebuah pulau dalam suatu negara, dan bahkan wilayah suatu negara. Contoh mudah, di dalam dompet atau tas Strandbag, salah satu merek terkenal Australia, biasanya juga terdapat keterangan Made in China, Imported by Strandbag, Australia. Keterangan Made in China itulah Indikasi Asal.

Kasus keju Feta

Kasus keju tradisional Feta mungkin adalah kasus paling menarik sekaligus kontroversial tentang “perebutan” tempat asal satu produk kekayaan tradisi. Feta adalah keju putih dari kambing atau domba yang selama ratusan tahun dihasilkan produsen lokal di Yunani. Keju ini kemudian terkenal ke mancanegara dengan nama tradisionalnya, Feta. Dalam bahasa Yunani, Feta berarti irisan. Nama tradisional itu secara tidak langsung mengaitkan produk dengan asal daerahnya, yakni Yunani. Karena terkenalnya, keju itu kemudian diproduksi juga di Perancis, Denmark, dan Jerman.

Awalnya, nama Feta telah dianggap menjadi milik umum, setidaknya di daratan Eropa. Tetapi kemudian, kasus bergulir terus dan penelitian ilmiah, termasuk survei konsumen terbaru, yang diadakan untuk menentukan apakah nama itu sudah betul-betul menjadi milik umum di wilayah Eropa (generik) pada pertengahan tahun 2005, tampil dengan hasil mengagetkan.

Ternyata, ciri khas keju tradisional Feta, baik dari segi tradisi pembuatan maupun asosiasi di benak sebagian besar konsumen, menunjukkan bahwa Feta masih berakar kuat di Yunani. Maka, dengan besar hati, produsen keju Feta di Perancis, Denmark, dan Jerman harus menghentikan produksi mereka. Paling tidak, mengganti sebagian unsur produksi mereka, termasuk pemakaian nama Feta yang terkenal itu, dalam jangka waktu lima tahun sekaligus mengembalikan kontrol atas produk itu kepada produsen lokal di Yunani.

Hak Kebudayaan

Kekayaan tradisional juga merupakan Hak Kebudayaan. Menurut Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya yang telah diratifikasi Indonesia, Hak Kebudayaan adalah Hak Asasi. Hak Kekayaan Intelektual bisa dikatakan sebagai bagian dari Hak Kebudayaan karena kesamaan objek. Apalagi, jika objek itu juga sudah jelas terkait dengan Hak Atas Identitas, yakni sebagai salah satu faktor penentu identitas kultural. Menariknya, penegakan Hak Kebudayaan sebagai hak kolektif menuntut peran aktif pemerintah.

Pemerintah wajib mengambil langkah konkret, tanpa menunda, melindungi, mengisi, dan menegakkan Hak Kebudayaan itu. Jika tidak, identitas suatu kelompok budaya, yang merupakan sumber kekuatan mental kolektif, akan runtuh juga. Dalam konteks Hak Kebudayaan, Indonesia sebetulnya sudah meratifikasi kovenan tersebut, sedangkan Malaysia belum.

Singkatnya, Hak Moral, Hak Indikasi Awal, dan Hak Kebudayaan dapat dipakai untuk tetap mempertahankan kekayaan budaya Indonesia. Untuk menghormatinya, pemerintah Indonesia harus lebih tegas dan seluruh masyarakat Indonesia pun harus lebih banyak belajar.

Masyarakat negara tetangga pun, terutama Malaysia, harus turut serta belajar. Proses pembelajaran ini tidak mudah, tetapi merupakan kemestian. Jika tidak, integritas bangsa dan harmoni hubungan antarsesama bangsa serumpun akan menjadi taruhannya.***

Penulis, esais, dosen Fakultas Hukum Unpad Bandung, dan kandidat Doktor di Law Faculty, University of Technology Sydney, New South Wales, Australia.

Read More......

Tabiat Melayu Malingsia Mirip Yahudi

Orang melayu malingsia harus kita beri perhatian khusus, bukan karena mereka orang melayu, tapi karena merekalah yang mengisi pos-pos penting di dalam kehidupan bernegara malingsia. Sehingga hampir semua kebijakan negara, mereka yang mengeluarkan. Penting bagi kita untuk mengetahui karakter orang melayu malingsia sebelum kita mengambil tindakan. Pengalaman saya tinggal di sana, dalam hal politik, orang cina dan india cuma punya peran yang sangat sedikit kalau tidak mau dibilang tidak ada sama sekali.


Yang saya perhatikan ketika tinggal di malingsia selama 5 tahun, orang melayu disini menganggap diri mereka seperti “the choosen community”. Mereka selalu merasa spesial, selalu diatas, selalu menang dan tidak ingin kalah. Kalo boleh saya bilang, tabiat mereka hampir mirip-mirip orang yahudi dengan konsep “umat pilihan” mereka

Kenapa bisa seperti itu, padahal orang melayu malingsia itu keturunan suku-suku di indonesia, seperti suku minang, bugis, jawa, bawean, madura, dll, yang kalo di indonesia bisa menerima perbedaan pendapat dan kehendak? Kenapa mereka bisa begitu arogan? Kenapa mereka tidak mempunyai semangat yang sama dengan saudara-saudara se-suku mereka yang di indonesia?

Jawabannya menurut saya cuma satu, mereka memang sudah terprogram seperti itu. Konstitusi malingsia menyebutkan bahwa orang melayu mempunyai hak khusus sebagai orang bumiputra. Padahal mereka juga pendatang, makanya di malingsia ada juga orang aborigin yang dikenal dengan “orang asli”. Hak-hak ini menyangkut pemberian kuota khusus kepada mereka untuk jadi pegawai negri, untuk dapat beasiswa ke luar negri, untuk belajar di universitas negri, untuk membeli rumah, dll.

Makanya jangat kaget, kalau jalan-jalan ke malingsia, lalu lihat iklan jualan condominium, rumah atau apartemen yang memberikan diskon khusus untuk orang bumiputra. Salah seorang mantan dosen saya pernah bercerita bahwa dia tidak pernah mendapatkan beasiswa dari pemerintah, padahal dia seorang muslim, tapi dia keturunan india, istilahnya dia bukan melayu totok. Ketimpangan sosial ini pernah digambarkan oleh yasmin ahmad dalam film-nya “sepet” dalam sebuah dialog “orkid (orang melayu) dapat 5a boleh pergi england, jason (orang cina) yang dapat 7a kenapa tak dapat?” (dialog lebih pas, tonton aja film-nya :p).

Orang melayu malingsia semenjak kecil sudah diajarkan tentang keistimewaan mereka, makanya jangan heran kalau mereka arogan dan selalu ingin menang sendiri. Mereka sudah terbuai jauh oleh berbagai macam fasilitas negara yang dikhususkan untuk mereka.

Read More......

Mengenang Politik Ganyang Malingsia

Kita tidak gentar! Kalau; mereka serang kita, sekaligus kita hancur leburkan Singapura. Ya, memang karena Singapura adalah pokok, mile stone di dalam life line of imperialism.

(Letnan Jenderal Ahmad Yani mengenai ancaman Nekolim)

Salah satu lagu yang pernah mewarnai jalan-jalan di Indonesia pada pertengahan tahun 60-an adalah lagu Ganyang Malingsia "Yok,..Kita Ganyang Tengku Abdul Rahman, Perutnya gendut kayak tempayan.." orang banyak mengira politik Ganyang Malingsia sebagai politik alih perhatian Bung Karno terhadap kondisi ekonomi yang carut marut, tapi sesungguhnya apa yang dicanangkan Bung Karno untuk menggagalkan proyek Neo Kolonialisme Federasi Malingsia merupakan buah dari pemikiran yang kritis terhadap perkembangan korektif Kapitalisme dan Imperialisme gaya baru.


Proyek pembentukan Federasi Malingsia dengan mencaplok Kalimantan Utara dan Singapura oleh Inggris melalui tangan Kuala Lumpur merupakan garis politik baru negara kolonialis itu membentuk jaringan imperialismenya seperti yang dilakukan di Timur Tengah atas pembentukan Irak, membantu penegakan rezim dinasti Saud di jazirah Arab dan membangun komunitas Israel di tengah-tengah bangsa Arab. Di Asia Tenggara Inggris membangun kantung-kantung koloninya guna mencegah meluasnya pengaruh paham kemerdekaan politik dan sosialisme dari Indonesia, Vietnam dan Burma. Proyek ini dibantu Amerika serikat sebagai kelanjutan untuk mengcontain Indonesia. Tujuan utama dari politik Neo Kolonialisme dan Imperialisme adalah membuat agar negara-negara yang baru saja merdeka secara politik tetap memiliki ketergantungan ekonomi terhadap mereka, sehingga Kapital bisa terus terakumulasi.
Bung Karno adalah bahaya besar bagi Amerika-Inggris di tahun 1960-an, bahkan jauh lebih besar daripada Uni Soviet dan Cina, kenapa sebabnya?. Karena paham politik Bung Karno yang berusaha memutuskan secara total ketergantungan Indonesia terhadap negara-negara kapitalisme, Bung Karno tidak mau menjual konsesi-konsesi sumber daya alam Indonesia karena itu sama saja dengan kolonialisme, konsesi harus disetujui apabila Indonesia mengambil manfaat dalam jumlah yang mayoritas. Itulah kesadaran negosiasi bangsa yang bermartabat. Bagi barat Bung Karno adalah hantu yang menyebalkan mereka menyebarkan propaganda Bung Karno sebagai Hitler baru, Hantu bordil segala benua –bahkan ada film porno yang menggunakan aktor mirip Bung Karno berkencan dengan seorang gadis – Secara teru
menerus karakter Bung Karno dihancurkan oleh media massa di Amerika sehingga mempengaruhi opini masyarakat Indonesia yang mendapat didikan Amerika untuk nentang Bung Karno, Amerika membangun propaganda seolah-olah Indonesia dikuasai diktator jahat dan mereka terpengaruh. Mereka lupa mayoritas bangsa Indonesia mencintai Bung Karno.

Hal terpenting dalam dunia kapitalisme adalah masalah kapital, titik! Kaum kapitalis bisa menemani siapa saja asal kepentingan kapitalnya jangan diganggu. Saat itu Amerika akrab dengan Moskow karena politik pasca Stalin yang mengedepankan Co-existence –kalau
istilah Bung Karno "Lu ada, gua ada" Moskow mengakui keberadaan Amerika Serikat dan siap bekerja sama. Sementara Peking masih menolak adanya politik Co-existence itu. Bung Karno yang tahu pahitnya sebagai orang jajahan, sebagai orang yang dihina "bahkan bayi-bayi Belanda-pun sudah diajarkan meludah kepada kaum pribumi" begitu kata Bung Karno jadi dia tidak akan mau tanah air yang sudah direbut dengan pertarungan senjata, konflik politik yang rumit, kecerdikan politik diplomasi dan diatas segalanya, keberanian rakyat Indonesia diserahkan begitu saja kepada Amerika-Inggris dalam garis baru politik Neo Imperialisme.

Bung Karno paham benar bahwa Imperialisme –yang merupakan fase terakhir dari Kapitalisme- akan selalu melakukan koreksi-koreksi internal, awalnya Kapitalisme mengkoreksi kekejaman-kekejaman kapitalis di negara asalnya dengan mengekspor kekejaman itu kewilayah-wilayah jajahan. Kemudian setelah wilayah jajahan insyaf akan ketertindasan, Kapitalisme itu kemudian mengkoreksi dirinya lagi dengan merubah menjadi perusahaan-perusahaan multinasional.

Sadar akan mulai membesarnya imperialisme jenis baru ini Bung Karno berniat mengambil alih perusahaan-perusahaan besar asing di Indonesia macam : Stanvac, Caltex, Union Carbide, Good Year dll. Bung Karno yang pemikirannya jauh ke depan melampaui jamannya sudah mengindikasikan bahwa bentuk penjajahan masa depan bukan lagi masalah perluasan wilayah lantas menerapkan kapitalis vulgar, tapi kolonialisme bentuk baru yang senjatanya adalah modal. Modal/Kapital yang oleh kaum liberalis didengung-dengungkan tidak memiliki batas-
batas negara adalah kebohongan yang dipropagandakan oleh mereka, nyatanya manfaat kapital itu hanya bersarang pada segelintir kelompok yang dekat dengan penguasa, orang yang berada di dalam sistem kekuasaan yang didukung Amerika-Inggris yang kemudian mewariskan utang yang besar kepada bangsa yang digoblokin itu. (untuk kasus Indonesia, ketika Bung Karno jatuh utang negara kita tidak sampai 100 juta dollar US, tapi saat Pak Harto lengser harta ekayaan Suharto saja yang dilansir majalah Time 80 milyar dollar, dengan utang bangsa ini berkali lipat lebih besar)

Politik Neo Kolonialisme dan Imperialisme adalah politik yang menciptakan ketergantungan untuk melestarikan pangsa pasar produk- produk kapitalis, ketergantungan itu dikreasikan lewat godaan-godaan kapitalis seperti : uang yang didapat secara instan, barang-barang mewah yang tidak perlu dan gaya hidup modern tapi hedonis tanpa tahu memproduksi dan menciptakan nilai tambah. Ini sama saja dengan menciptakan kondisi agar seorang kuli tetap menjadi kuli. Kuli-kuli kontrak Deli terus memperpanjang kontrak kerjanya sebagai budak
dengan diiming-imingi judi, pelacur dan minuman keras bahkan candu/opium dengan harga diatas upah mereka akhirnya mereka yang tergoda mengutang pada onderneming sehingga dia tidak bisa menabung upah kuli, tidak mampu melepaskan diri dari kerja budak dan terjerat
hutang. Bung Karno paham benar bahwa negara yang ia merdekakan harus sepenuhnya bisa melakukan proses produksinya sendiri, merdeka secara ekonomi, merdeka secara pikiran dan merdeka budayanya inilah yang disebutnya sebagai Berdikari dalam Trisakti : Berdikari dalam
Politik, Berdikari dalam ekonomi dan Berkepribadian Indonesia. Ketiga prinsip karakter manusia Indonesia ini yang akan berguna untuk menghadapi gempuran pengaruh candu kapitalis dan kuat hidup menderita kalau perlu makan batu demi masa depan Indonesia yang
lebih gemilang (tapi mahasiswa-mahasiswi 66 yang terpengaruh CIA itu malah bawa-bawa wajan dan menaruh batu-batu lalu seakan-akan memasak batu untuk mengejek ungkapan Bung Karno, buktinya setelah tiga puluh tahun mereka menjadi bagian dari sistem korup di Indonesia yang tidak peduli dengan rakyat, sedikit dari mereka yang waras dan
konsisten terhadap nilai-nilai moral yang diyakini malah diinjak- injak kemanusiaannya seperti :Arif Budiman

Indonesia pada dasarnya tidak mau ikut campur dengan rencana pencaplokan Kalimantan Utara oleh Kuala Lumpur. Wilayah Sabah dan Sarawak yang sesungguhnya merupakan wilayah kekuasaan kesultanan Sulu (Filipina Selatan), Presiden Macapagal-lah yang protes terhadap
pencaplokan Sabah dan Sarawak yang sebelumnya disewa Inggris dari Sultan Jamal Alam dari Sulu. Setelah masa sewa habis, eh tahu-tahu Menhan Najib Tun Rajak koar-koar akan berperang untuk mendapatkan hak atas Sabah dan Sarawak juga mengancam Filipina supaya tidak masuk Kalimantan Utara.

Kelakuan Inggris lewat boneka-boneka politiknya di Kalimantan Utara memang mirip kelakuan Amerika terhadap Hamas saat ini, lewat pemilu yang demokratis Hamas menang tapi malah diisolir tidak dihadapi secara jantan. Begitu juga dengan Partai Rakyat Brunai yang dipimpin
Kapten Azhari (Azhari ini pernah berjuang dalam revolusi kemerdekaan
di Indonesia jadi dia tahu benar semangat kemerdekaan). PRB menang 54 kursi dari 55 kursi Pemilu distrik di Kalimantan Utara pada Pemilu Agustus 1962. Tapi pemerintah Kuala Lumpur yang dihasut Inggris tidak mau mengakui dan mencap Azhari sebagai pemberontak
juga antek-anteknya Sukarno. Padahal Azhari sama sekali nggak berhubungan dengan Indonesia, dia selalu kontak dengan Wapres Filipina Imannuel Palaez. Si Tunku Abdurahman itu malah nunjuk- nunjuk Indonesia sebagai biang keladi kasus Azhari, terang saja Indonesia nolak tuduhan Tunku karena merasa tidak tahu apa-apa.

Ketua Umum PNI, Ali Sastro yang juga pernah jadi Perdana Menteri di era KTT Asia Afrika, Bandung 1955 angkat bicara bahwa Indonesia tidak tahu menahu tentang kasus di Kalimantan Utara tapi jikalau perjuangan itu merupakan perlawanan terhadap Imperialisme maka
Indonesia akan mendukung. Tunku malah balik membentak pernyataan Ali Sastro "Jangan campuri urusan Kalimantan Utara!"

Bung Karno yang sudah nggak nahan lihat kelakuan tengil negara kecil yang nggak berani perang buat kemerdekaannya sendiri menjawab ancaman Tunku di depan Konferensi Pers Wartawan Asia Afrika di Jakarta pada April 1963 : "Perjuangan rakyat Serawak, Brunai dan Sabah, adalah bagian dari perjuangan negara-negara `the new emerging forces' yang membenci penghisapan manusia oleh manusia". Pernyataan Bung Karno ini bikin gemeter orang-orang Malaya yang jadi boneka Inggris itu, maklum dengan Belanda yang senjatanya modern dan didukung Amerika Serikat saja berani ngelabrak ke Irian Barat, ini dengan negara kecil yang nggak pernah perang petentang petenteng.

Jepang yang tahu benar kehebatan militer Indonesia dan kenekatan orang Indonesia kalau bertempur (maklum tentara mereka yang ndidik ilmu militer orang Indonesia) berusaha bikin adem suasana, mereka menganjurkan diadakan perundingan dua mata antara Sukarno dan Tunku di Tokyo 31 Mei – 11 Juni 1963. Pertemuan Tokyo itu juga dilanjutkan dengan konferensi tribangsa Malingsia-Phillipina-Indonesia atau yang lebih dikenal dengan istilah Maphillindo. Gagasan Maphillindo dari Macapagal ini ditentang oleh Inggris dan Amerika mereka takut Maphillindo akan jadi sebuah pakta pertahanan anti barat. Awalnya diadakan pertemuan setingkat menlu, kemudian diputuskan untuk mengadakan pertemuan antara Sukarno-Tunku Abdulrahman-Macapagal di Manila yang berakhir Agustus 1963, pertemuan ini hanya mengesahkan pertemuan tingkat luar negeri saja. Bung Karno dan Macapagal yang punya darah pejuang anti kolonialis dalam pertemuan itu, bertemu empat mata tanpa melibatkan Tunku yang boneka politik Inggris. Bung Karno dan Macapagal dalam pembicaraan itu sepakat untuk mengeluarkan doktrin yang dikenal Doktrin Sukarno-Macapagal : "Urusan Bangsa Asia
diselesaikan oleh Bangsa Asia sendiri".

Lahirnya doktrin itu langsung bikin gempar London, karena pada saat itu mereka sedang merancang Federasi Malingsia yang akan mencaplok Kalimantan Utara yang tujuan utamanya untuk mengcontain Indonesia. Merasa didahului Sukarno-Macapagal para agen intel Inggris dan spion Melayu bikin rumor akan membentuk Federasi Malingsia selambat-lambatnya 31 Agustus 1963. Hal ini berarti menafikan usul Sukarno agar bentukan Federasi harus memperhatikan suara rakyat Kalimantan Utara lewat referendum atau Hak Penentuan nasib sendiri yang jadi
wasitnya Sekjen PBB, U Thant. Cuek bebek saja dengan protes Indonesia, London memutuskan menambah pasukan di Malingsia sekitar 50.000 pasukan seakan-akan ini digunakan untuk bersiap dalam politik konfrontasi dengan Indonesia. Untuk membentuk Federasi Malingsia ini
London bujukin Amerika agar masuk ke Asia Tenggara sekaligus mendorong agar Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) memback-up kemungkinan perang Inggris-Indonesia di Kalimantan Utara. Bung Karno kesal bukan main dengan kelakuan Inggris ini. Pembentukan
Federasi Malingsia dirasakannya sebagai sebuah Prolog dari rencana besar menguasai Asia Tenggara supaya jatuh lagi ke tangan Inggris dan Amerika (setelah Perancis dan Belanda minggat dihajar keberanian rakyat Vietnam dan Indonesia), kalau ini berhasil Inggris akan
untung besar karena ia akan mendapat warisan dari Belanda tanpa perlu bikin traktat-traktat seperti jaman Raffles, tapi cukup gertak dan ngibulin pemimpin Indonesia. Sementara Vietnam yang hak milik Perancis, sudah dikapling Amerika. Untuk nguasain Indonesia, Inggris minta bantuan sepupunya Amerika buat gebukin Sukarno sampai berdarah- darah kalau perlu sampai mati. Tadinya Amerika mau hantam langsung saja Indonesia pakai Armada ke VII yang sudah muter-muter di sekitar Indonesia, tapi Inggris yang otaknya lebih dingin dan jago bikin dokumen bodong macam James Bond ngajak CIA dan jaringan cecunguk-cecunguk orang Indonesia yang anti Sukarno bikin pancingan agar PKI dan Angkatan Darat masuk perangkap yang tujuan utamanya bikin mampus Bung Karno. Mereka sadar kaki-kaki politik Bung Karno ada di dua kelompok ini. Kalau kedua kaki ini diamputasi maka Bung Karno nggakakan bisa bertarung lawan Inggris di Kalimantan Utara, kalau perlu setelah itu Indonesia dipecah-pecah. Kebetulan pemimpin kedua kelompok ini juga lagi berseteru akibat isu Angkatan Ke V. Bung
Karno sendiri yang mencetuskan ide Angkatan Ke V yang akan digunakan sebagai barisan bersenjata perlawanan rakyat semesta. Kalau Angkatan Ke V bisa dibentuk maka Indonesia akan mempunyai kekuatan militer yang nyaris menyamai kekuatan militer RRC. Angkatan ke V juga bisa merupakan perwujudan dari UUD 1945 pasal 30 tentang Bela Negara.

Karena Indonesia memang sudah dalam ancaman fisik dari Inggris yang menempatkan banyak pasukannya di front terdepan Kalimantan Utara. Tapi untuk melakukan mobilisasi pasukan Angkatan Ke V hanya PKI-lah yang paling siap, soalnya cuman dia sendiri partai yang belum bubar selain PNI dan NU. PNI sendiri sudah lemah luar dalam dalam pencatatan ulang pada Kongres Purwekerto 1963 kader PNI hanya sekitar 1 juta orang, ini bukan mencerminkan partai yang besar lagi. Kalau kader-kader PKI masuk Angkatan Ke V, ini berarti satu-kosong
buat PKI dalam persaingannya dengan Angkatan Darat, karena satu-satunya yang tidak dimiliki PKI dalam perseteruannya itu hanyalah Pasukan Bersenjata. Angkatan Ke V juga dicurigai sebagai langkah awal pembentukan tentara merah di Indonesia. Kecurigaan ini terus dihembus-hembuskan pihak yang berkepentingan merusak persatuan bangsa Indonesia dibawah Bung Karno. Tapi harus diakui bahwa Inggris memang lebih hebat daripada kita dalam perseteruan Kalimantan Utara. Bekerjasama dengan CIA, mereka berhasil menghancurkan dua kekuatan pendukung Bung Karno sekaligus – Angkatan Darat dan PKI – dalam sebuah peristiwa aneh Gerakan Untung 30 September 1965. Loyalis Bung Karno, Jenderal Ahmad Yani dibunuh
dalam gerakan itu, juga hampir seluruh Staff penting Yani yang tergabung dalam SUAD. DN Aidit, tokoh politik kunci PKI yang juga pendukung berat Bung Karno tewas ditembak tentara dalam kemelut itu beberapa bulan kemudian tanpa proses pengadilan, 2-3 juta manusia
Indonesia dibantai dalam histeria massa menyusul peristiwa penculikan enam Jenderal. Belakangan keterlibatan Inggris dan CIA ini disebut oleh Bung Karno dalam pidato Nawaksara tahun 1967 mengenai peristiwa Gestok, kata Bung Karno, peristiwa Gestok
disebabkan oleh :

1. Keblingernya Pemimpin-Pemimpin PKI
2. Lihainya CIA dan agen-agen asing
3. Adanya oknum-oknum yang tidak benar

Setelah peristiwa aneh misterius itu ditengah kekacauan politik Bung Karno masih sempat memberi tugas Dubes Keliling Ny. Supeni untuk meminta agar Macapagal menunda pengakuan Federasi Malingsia pada bulan Februari 1966, sembari menunggu keputusan konferensi Maphillindo yang gunanya juga mengakhiri politik Konfrontasi. Tapi nasib berkata lain, Bung Karno keburu dijegal Supersemar sialan itu.

SP 11 Maret 1966 hanya surat penugasan keamanan, ternyata sudah dipelintir jadi Surat pelimpahan kekuasaan yang ujung-ujungnya Pencopotan Presiden Sukarno oleh MPRS.
Setelah Bung Karno jatuh, maka berkuasalah Orde Baru yang dengan mudah menjual kekayaan alam kita. Atas nama ekonomi pasar semua negara-negara kapitalis besar bancakan disini. Amerika lewat pemberian hutangnya terus menjerat Indonesia dengan proyek-proyek yang nilainya seribu kali lipat kebutuhan sebenarnya (Baca John Perkins) sehingga kita terus-terusan bergantung dengan IMF. Kemilau nafsu kebendaan telah melupakan hakikat kenapa kita dulu bertarung nyawa untuk merdeka?.
Tanpa lagi ada malu di wajah-wajah para maling itu yang pakai baju safari mereka mengajari rakyat bagaimana cara mencuri. Jadilah Indonesia bukan lagi bangsa yang besar dan bermartabat seperti jaman Bung Karno. Ketika saya melihat wajah
Donald Luther Colopita berdarah-darah, samar-samar saya teringat wajah Bung Karno, bagaimana kecewanya dia lihat anak bangsanya sendiri digebukin di negara kecil yang nggak pernah perang buat ngerebut kemerdekaannya sendiri, setelah itu mereka tidak mau minta
maaf dan bersikap arogan dengan mengatakan akan melihat proses hukum, kayak Malingsia tahu aja proses hukum yang benar!,
Waperdam-nya sendiri Anwar Ibrahim saja dipecundangi di depan hukum Malingsia itu demi kekuasaan picik. Bung Karno benar, bahwa penjajahan dalam bentuk baru akan berubah wujud. Kita bukan lagi bangsa yang berani, tapi bangsa pengecut. Memaklumi tiadanya pernyataan maaf dari Malingsia pun pake bawa-bawa alasan `kepribadian masing-masing' sembari menonjolkan diri kalo gara-gara asap Presiden kita yang plin- plan itu mau minta maaf Dia ngomong tanpa melakukan move politik agar kita ada harga dirinya padahal jelas warga negara kita sudah dihina dan kelakuan Malingsia mencitrakan orang Indonesia sudah keterlaluan, sebenarnya rakyat menunggu ucapan Presiden kita untuk membangkitkan kesadaran harga diri, banyaklah cerita orang kita disana tentang bagaimana keterlaluannya mereka.
Tanpa orang-orang Indonesia, tidak ada itu Petronas...susunan batu pondasi Petronas dibangun lewat keringat orang-orang Indonesia yang jadi kuli bangunan disana, tapi setelah orang kita ditendang-tendang. Malah ada iklan kunci rumah yang tagline-nya "Awas sudah banyak orang Indon" apa ini tidak keterlaluan..... !!

Read More......

From..:: Malingsia.com ::..

Yang selalu Di Banggakan Malingsia?

Petronas Tower
Contractor: Korea
Management: Australia

Badmintonall
all players are Malaysian Chinese and Indians
Coach: Indonesian

Angkasawan aka Astro-tourist-naut
Spaceflight: Rusian Soyuz

SMART Tunnel
Engineering design, construction, and management: Mott MacDonald (UK)

Shukoi : Russia
Submarine: France
A soldier who passed out in Lebanon: Malaysian bumiputera..

Proton
Engines: Japan and France
Body: Malaysia (sub contracted to India)

Toll road
Contractors: China, Korea, Indonesia, all countries except Malaysia
Taxi drivers: Malaysians

Genting Hihland
Contractor: UK
Owner: Malaysian Chinese
Gamblers: Sporean, Hk, India, Indonesian, Malaysian Chinese and Indians
Office boys and servants: Malaysian Bumiputera

Pictures of Bigfoot in Johor
pictures are fake, manipulated from a French
archaeological book

Professionals: doctors, lawyers, engineers, accountants, etc: Malaysian Chinese, Indians, and Expats
Matrempit: Malaysian Bumiputera

Holywood artist: M Yeoh (Malaysian Chinese) Pelawak: Malaysian Bumiputera

Malingsia Miskin Sekali Kreatifitasmu

Ternyata beneran banget kalo musisi-musisi Malingsia ini kwalitasnya rendah. Seenaknya saja menjiplak lagu-lagu Indonesia. Nggak percaya? Lihat nih : Disini