Srikandi Indonesia
Malingsia harus menghentikan pencitraan buruk warga Indonesia sebagai para buruh yang tidak terampil. warga Malaysia harus menyadari bahwa ada ribuan pekerja profesional dan pengusaha Indonesia yang bekerja di Malaysia dan banyak lagi yang berkunjung ke negara itu sebagai turis yang sesungguhnya.
Lebih adil jika kita mengubah persepsi terhadap warga Indonesia. Meskipun banyak dari mereka adalah pembantu dan pekerja-pekerja kontrak, mereka adalah manusia dan harus diperlakukan dengan adil dan bermartabat.
Diskriminasi dan kecenderungan menganggap rendah warga Indonesia telah memberikan reputasi buruk kepada Malaysia sebagai bangsa yang arogan. Hal itu bisa merusak hubungan jangka panjang kedua negara jika tidak segera ditangani. Dengan lebih dari dua juta warga Indonesia yang bekerja di Malaysia, baik legal maupun tidak legal, wajar saja bila ada masalah-masalah dan kasus-kasus kekerasan. Ketika kasus-kasus kekerasan itu terjadi, mengapa kasus-kasus itu tidak diselesaikan sehingga Malaysia dianggap melakukan standar ganda.
Pemerintah Indonesia bulan lalu meningkatkan tekanan terhadap Malaysia untuk mengambil tindakan segera terhadap para majikan yang menyiksa para pekerjanya karena terlalu banyak pembantu asal Indonesia yang diperlakukan tidak layak di Malaysia.
Padahal, Malaysia selama ini banyak bergantung pada para pekerja asal Indonesia, khususnya di sektor-sektor konstruksi dan pertanian serta pembantu rumah tangga.
Pemerintah Malaysia membantah bahwa kasus-kasus penganiayaan terhadap pekerja asing meningkat di negara itu. Sementara Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur menyatakan, lebih dari 1.000 pekerja asal Indonesia, baik sebagai pembantu rumah tangga maupun pekerja di sektor lain yang tidak mendapatkan upah, setiap tahun mencari perlindungan di KBRI.
Pemerintah Indonesia bulan lalu meningkatkan tekanan terhadap Malaysia untuk mengambil tindakan segera terhadap para majikan yang menyiksa para pekerjanya karena terlalu banyak pembantu asal Indonesia yang diperlakukan tidak layak di Malaysia.
Padahal, Malaysia selama ini banyak bergantung pada para pekerja asal Indonesia, khususnya di sektor-sektor konstruksi dan pertanian serta pembantu rumah tangga.
Pemerintah Malaysia membantah bahwa kasus-kasus penganiayaan terhadap pekerja asing meningkat di negara itu. Sementara Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur menyatakan, lebih dari 1.000 pekerja asal Indonesia, baik sebagai pembantu rumah tangga maupun pekerja di sektor lain yang tidak mendapatkan upah, setiap tahun mencari perlindungan di KBRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar