catatan dari seorang putra Indonesia yang sedang berada di Al Azhar - Egypt
Salam untuk semua yang ikut di Topix dan seluruh Masyarakat Indonesia.
Hebat, salut, luar biasa. Itulah kata-kata yang bisa saya ucapkan untuk teman-teman sebangsa Indonesia ketika saya mengetahui betapa tingginya jiwa nasionalis didalam dada masing-masing teman-teman. Tidak peduli entah dari komonitas mana, ketika bangsa mengalami konflik semuanya merasa terpanggil untuk bergabung dibawah merah putih. Dari sabang sampai merauke bahkan yang sedang menimba pendidikan diluar negeri pun merasa terpanggil. Meskipun hanya lewat dunia maya namun tidak bisa di remehkan. Tidak sedikit pula yang bersiap sedia ikut dalam barisan perang seandainya perang terjadi. Ini sangat luar biasa. Jarang bangsa lain yang seperti ini. Bahkan terkadang air mata saya menitik terharu melihat betapa luar biasanya jiwa pemuda-pemudi Indonesia dalam berbakti kepada Tanah Airnya.
Budaya kita ada beragam, bahasa kita ada ratusan mungkin ribuan, warna kulit kita juga beragam. Kalau di Negara-negara eropa ada juga masyarakat mereka yang berkulit hitam hanyalah merupakan migrant dari Negara lain. Sedangkan Indonesia dari kulit hitam sampai putih asli dari tanah Indonesia sendiri. Multicultural bangsa kita ini sebenarnya sangat luar biasa. Menyatukan antara komonitas hitam dan putih. Komonitas putih berada di bagian barat Indonesia sedangkan komonitas hitam diwakili dari bagian timur Indonesia. Ini sangat luar biasa. Jarang ada bangsa yang seperti Indonesia. Yang hitam dan putih sama-sama asli dari Tanah Negara sendiri. Bukan imigran dari Negara lain.
Selain itu antara bagian barat dan timur Indonesia mempunyai keyakinan yang berbeda. Mayoritas Indonesia bagian barat adalah Islam sedangkan bagian Timur Indonesia mayoritasnya Kristen. Betapa hebatnya bangsa ini. Di paku oleh lingkaran Demokrasi, membuat jurang perbedaan itu sudah tidak ada lagi. Terpaku rapat dibawah lingkaran merah putih. Didalam nya saling tersenyum, bergurau, bernyanyi, bercanda, berkasih sayang dan bahu membahu dalam membangun bangsa.
Jikalaupun ada rusuhan diantara golongan didalam Indonesia hanyalah riak kecil di tengah samudra. Itu hanya pekerjaan oknum-oknum luar yang ingin meretakkan kesatuan bangsa Indonesia dengan menyalakan api-api busuk adu domba ditengah-tengah tanah air. Sebenarnya anak-anak bangsa kita yang terpancing ini bukanlah orang-orang yang mengerti. Hanya segelintir orang-orang yang bertipikal rusak. Rusuhan-rusuhan kecil seperti itu hanya sebentar saja yang akan berlalu begitu saja dengan sendirinya ditelan oleh pergerakan waktu. Suatu kewajaran didalam sebuah keluarga itu ada pertengkaran, anak-anak saling berkelahi memperebutkan sesuatu. Itu suatu kewajaran mengingat Bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang sangat besar. Tidak mudah memimpin bangsa sebesar Indonesia ini yang didalamya diisi dengan berbagai komonitas, suku, aliran, agama, ras, dan golongan. Jadi jikalau sekali-kali ada percikkan api yang terjadi didalam ‘rumah’ adalah biasa-biasa saja dan wajar.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi didalam kesatuan bangsa Indonesia ini sebenarnya hanya sebatas lahiriah saja. Hanya karena ego yang tinggi dan tidak dibawa sampai kehati. Ketika salah satu daerah di negeri ini terkena bencana, satu Indonesia akan ikut bersedih dan menundukkan kepala. Itulah salah satu bukti bahwa didalam hati kita masih menyimpan rasa persaudaraan yang tinggi.
Dalam beberapa waktu akhir-akhir ini persaudaraan Indonesia itu semakin terlihat memang luar biasa. Ulah-ulah ‘aneh’ Malingsia terhadap Indonesia tidak membuat putra-putri Indonesia menutup mata. Dimasing-masing dada tersimpan jiwa nasionalis untuk ibu pertiwi. Putra-putri Indonesia mengungkapkan Rasa Cinta Indonesianya dengan cara yang sesuai dengan keahlian mereka masing-masing. Para pujangga mengungkapkannya lewat puisi-puisinya yang mengarah kepada konflik ini.
Para hacker-hacker mengungkapkannya dengan memblokir-blokir website-website Malaysia. Para artis melarang artis-artis Malaysia untuk manggung di Indonesia. Pendesigner koas pun tidak ketinggalan dengan membuat kaos ‘malingsia’. Peblog dan pe-website seakan bahu-membahu menuliskan artikel-artikel dan desain nya yang menunjukkan rasa marah kepada Malaysia, sampai-sampai memparodikan. Pejuang HAM dan mahasiswa-mahasiswa berorasi dimana-mana menumpahkan perasaan kesalnya kepada malaingsia. Terlebih lagi para budayawan, karena memang disitu titik beratnya permasalahan Indonesia dengan Malaysia ini. Hanya sayang Iwan Fals sudah agak tua, coba saja seandainya dia masih muda seperti dulu, mungkin sudah mengeluarkan album ’malingsia’. (iya kali ya)
Jadi tidak heran kalau Ahmad Badawi saja salut melihat jiwa nasionalis pemuda-pemudi Indonesia yang sangat tinggi. Itulah arti berbangsa, ketika bangsa mengalami konflik, segala embel-embel kelokalan dan komonitas disingkirkan. Semua bersatu dibawah merahputih.
Salut !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar